Oleh: Sugiyati, S.Pd
Memasuki abad ke-21, Muhammadiyah menghadapi tantangan yang lebih kompleks dibandingkan era sebelumnya. Jika pada masa awal berdirinya Muhammadiyah fokus pada reformasi Islam dalam pendidikan, sosial, dan kesehatan, kini tantangan utama datang dari globalisasi, digitalisasi, perubahan sosial, hingga geopolitik dunia.
Globalisasi membawa arus informasi yang begitu cepat dan luas, mengubah pola berpikir serta cara masyarakat berinteraksi dengan agama. Muhammadiyah yang berlandaskan Islam Berkemajuan harus mampu menjawab tantangan ini dengan pendekatan yang tetap berbasis ilmu pengetahuan, dakwah yang inovatif, dan keseimbangan antara nilai-nilai Islam dan perkembangan zaman.
Muhammadiyah tidak hanya dihadapkan pada problem internal umat Islam, tetapi juga pada dinamika yang lebih besar seperti kemajuan teknologi, disrupsi digital, kemiskinan struktural, ketimpangan sosial, hingga isu lingkungan hidup.
Dakwah Muhammadiyah di Era Digital
Salah satu tantangan terbesar Muhammadiyah di abad ke-21 adalah perubahan pola dakwah. Jika pada masa KH. Ahmad Dahlan dakwah dilakukan secara langsung melalui kajian dan pengajian, kini masyarakat lebih banyak mengakses ilmu agama melalui media sosial, platform digital, dan forum daring.
Oleh karena itu, Muhammadiyah melakukan transformasi dalam pendekatan dakwah dengan beberapa strategi berikut:
- Membangun Media Digital Muhammadiyah
Muhammadiyah mengembangkan berbagai platform media digital seperti TVMU (TV Muhammadiyah), Suara Muhammadiyah, serta berbagai kanal YouTube dan podcast dakwah. Ini bertujuan untuk menyebarkan Islam yang moderat dan berkemajuan, serta menangkal paham ekstremisme yang semakin banyak berkembang di dunia maya. - Mendorong Literasi Digital di Kalangan Umat
Muhammadiyah terus mengkampanyekan literasi digital agar umat Islam tidak mudah terpengaruh oleh berita hoaks, ujaran kebencian, dan propaganda yang merusak ukhuwah Islamiyah. Kampanye “Dakwah Digital Berkemajuan” menjadi salah satu gerakan yang didorong di lingkungan Muhammadiyah. - Pengembangan E-Learning dalam Pendidikan Islam
Di sektor pendidikan, Muhammadiyah mendirikan platform e-learning yang memungkinkan santri dan mahasiswa Muhammadiyah untuk belajar Islam dari jarak jauh, terutama setelah pandemi Covid-19 mempercepat adopsi teknologi digital dalam pembelajaran.
Pendidikan Muhammadiyah di Era Disrupsi
Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah terus memperkuat jejaring sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi agar tetap relevan dengan tuntutan zaman. Muhammadiyah menghadapi tantangan dari perubahan pola industri, revolusi teknologi, serta kebutuhan skill baru di dunia kerja.
Untuk menjawab tantangan ini, Muhammadiyah mengambil langkah-langkah berikut:
- Modernisasi Kurikulum
Muhammadiyah tidak hanya mengajarkan ilmu keislaman tetapi juga membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini, termasuk kecerdasan buatan, data science, dan keterampilan berbasis digital. - Penguatan Riset dan Inovasi
Universitas Muhammadiyah, seperti UMY, UMM, dan UM Surakarta, semakin mendorong penelitian di bidang sains dan teknologi agar umat Islam tidak tertinggal dalam persaingan global. - Kolaborasi Internasional
Muhammadiyah memperluas kerja sama dengan berbagai lembaga pendidikan global untuk meningkatkan kapasitas akademik dan daya saing lulusan.
Muhammadiyah dan Isu Sosial Global
Di abad ke-21, Muhammadiyah juga mengambil peran dalam isu-isu sosial global, seperti perubahan iklim, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Muhammadiyah meyakini bahwa Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual tetapi juga tentang kepedulian terhadap lingkungan dan kesejahteraan umat manusia.
Beberapa inisiatif Muhammadiyah di bidang ini antara lain:
- Gerakan Muhammadiyah untuk Lingkungan Hidup
Muhammadiyah mencanangkan gerakan “Green Muhammadiyah”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran umat Islam terhadap kelestarian lingkungan, termasuk pengelolaan sampah, konservasi air, dan penghijauan kawasan perkotaan. - Krisis Kemanusiaan Global
Muhammadiyah melalui Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) aktif dalam bantuan kemanusiaan, baik di dalam negeri maupun internasional, termasuk membantu pengungsi Rohingya, korban perang di Palestina, dan bencana alam di berbagai belahan dunia. - Ekonomi Umat dan Kesejahteraan Sosial
Muhammadiyah terus memperkuat ekonomi berbasis syariah, mendorong pertumbuhan koperasi dan UMKM Muhammadiyah, serta membangun ekosistem bisnis Islami yang berorientasi pada kesejahteraan umat.
Tantangan Muhammadiyah di Masa Depan
Meskipun Muhammadiyah telah berhasil beradaptasi dengan berbagai perubahan zaman, masih ada tantangan besar yang harus dihadapi di masa depan, antara lain:
- Radikalisme dan Ekstremisme
Munculnya kelompok-kelompok yang menggunakan Islam untuk kepentingan politik dan kekerasan menjadi ancaman bagi Islam moderat yang diperjuangkan Muhammadiyah. - Liberalisasi dan Sekularisasi
Sementara itu, di sisi lain, ada juga arus pemikiran yang mencoba menjauhkan Islam dari kehidupan sosial-politik, yang berpotensi membuat umat Islam kehilangan identitasnya. - Kesenjangan Sosial dan Ekonomi
Muhammadiyah harus terus berkontribusi dalam mengatasi kemiskinan, ketimpangan sosial, dan akses terhadap pendidikan yang masih belum merata di Indonesia. - Revolusi Teknologi
Kehadiran artificial intelligence, robotika, dan ekonomi digital menuntut Muhammadiyah untuk lebih inovatif dalam berdakwah dan mendidik umat agar tetap relevan di era industri 4.0 dan 5.0.
Kesimpulan
Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah terus berkembang dan bertransformasi sesuai dengan tantangan zaman. Dengan prinsip Islam Berkemajuan, Muhammadiyah tidak hanya bertahan tetapi juga mampu memberikan solusi bagi umat Islam dan masyarakat luas dalam menghadapi kompleksitas dunia modern.
Dengan dakwah digital, penguatan pendidikan, ekonomi syariah, serta kepedulian terhadap lingkungan dan kemanusiaan, Muhammadiyah tetap menjadi kekuatan besar yang berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan umat Islam secara global.