Hal senada disampaikan Wakil Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur Dr. Syamsul Ma’arif, M.PSDM. Menurut dia, panduan etika berdakwah itu merupakan pedoman yang dirancang untuk memastikan bahwa kegiatan dakwah sesuai dengan nilai-nilai moral, prinsip keislaman, dan konteks sosial budaya.
“Panduan ini bertujuan untuk menjaga integritas, efektivitas, dan dampak positif dari pesan dakwah yang disampaikan oleh para mubaligh,” katanya.
Dia menambahkan, panduan etika berdakwah ini dapat mencakup beberapa hal. Pertama, adab dalam berdakwah. Dalam berdakwah sepatutnya menggunakan bahasa yang santun, tidak memprovokasi, dan tidak menyinggung SARA.
“Berdakwah itu harus mencerahkan dan menyampaikan ilmu dengan baik. Berdakwah juga harus menggembirakan,” tegasnya.
Kedua, pemahaman materi dakwah. Setiap mubaligh wajib memahami konteks lokal dan global untuk memberikan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Menag Nasaruddin Sebut Biaya Haji 2025 Lebih Murah
Ketiga, komitmen terhadap nilai-nilai keislaman. Hal itu dibuktikan dengan mengedepankan dakwah yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
“Saran saya bagi mubaligh, ketahui tiga hal ini, yakni know yourself (kenali diri sebelum mencari kebenaran), know the audience (mengenali siapa yang diajak berbicara), dan know your style (mengenali gaya pribadi untuk mempermudah berdakwah),” jelasnya.
Syamsul menambahkan, dengan adanya panduan etika ini, juga menjadi langkah strategis untuk menjaga citra Islam yang membawa pencerahan dan kedamaian bagi masyarakat.
“Saya kira panduan ini perlu disosialisasikan melalui pelatihan atau forum diskusi yang melibatkan para mubaligh. Selain itu, evaluasi berkala juga diperlukan untuk memastikan panduan ini tetap relevan dan aplikatif di lapangan,” tandasnya.