Selasa, Januari 7, 2025
No menu items!

Muhammadiyah Rancang Ekosistem Makan Bergizi Berkelanjutan

Must Read

YOGYAKARTA, JAKARTAMU.COM | Muhammadiyah menyiapkan ekosistem makan bergizi gratis untuk mendukung program pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan. Langkah ini adalah tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Badan Gizi Nasional pada Sidang Tanwir Muhammadiyah di Kupang pada Desember 2024 lalu.

Ketua Koordinator Nasional Makan Bergizi Muhammadiyah M. Nurul Yamin, tugas utama kornas adalah mengoordinasikan dan mengonsolidasikan seluruh potensi Muhammadiyah, baik di tingkat pusat, wilayah, hingga daerah.

Potensi ini mencakup sumber daya manusia, kelembagaan, dan jaringan komunitas yang dapat berkontribusi pada keberhasilan program makan bergizi gratis di Indonesia.

Dia menekankan pentingnya pertimbangan multi aspek dan perencanaan yang matang.  Pengelolaan program harus profesional dan terintegrasi, dari hulu hingga hilir dalam satu kesatuan ekosistem.

”Ekosistem ini harus mencakup seluruh rantai, mulai dari penyediaan bahan baku, standar gizi dan menu, dapur yang higienis, transportasi dan distribusi, monitoring evaluasi hingga pengelolaan limbah makanan,” ujar Yamin dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Ekosistem Makan Bergizi Gratis Muhammadiyah” di SM Tower & Convention Yogyakarta, Sabtu (4/1/2025).

Dalam diskusi yang berlangsung sejak Jumat itu, Yamin menyoroti kebutuhan analisis keuangan, pembiayaan, pengelolaan sumber daya manusia sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem tersebut. Selain itu, dia mengingatkan mengenai tolok ukur sukses program makan bergizi adalah pembentukan karakter siswa.

Yamin menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk mendukung pelaksanaan program ini. Muhammadiyah memiliki jaringan lebih dari 120 rumah sakit, 172 perguruan tinggi (25 di antaranya memiliki Program Studi Gizi), ribuan sekolah, dan pesantren, jumlah yang lebih dari cukup untuk melaksanakan program ini.

“Selain itu, ketersediaan lahan wakaf serta aset untuk sektor pertanian, perikanan, dan pembangunan dapur menambah daya dukung inisiatif ini,“ terang Yamin.

Di luar jaringan pendikan dan rumah sakit, Muhammadiyah juga memiliki dukungan gerakan di akar rumput seperti Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) dan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU) di berbagai daerah. Mereka pun berkomitmen untuk menyuplai kebutuhan bahan pangan seperti beras, sayuran, dan ikan. Dukungan tersebut merupakan elemen penting dalam memperkuat ekosistem makan bergizi gratis yang berkelanjutan.

Lebih jauh, Muhammadiyah sebenarnya sudah punya pengalaman melaksanakan program makan siang yang bisa menjadi model dapur berbasis sekolah dan pesantren.

Kelebihan model dapur sekolah dan pesantren adalah tidak memerlukan transportasi untuk distribusi sehingga lebih efisien. Model ini bersama dengan konsep dapur umum, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi siswa secara efektif.

Pemerintah dan DPR Sepakati Biaya Haji 2025 Rp89,4 Juta, Jamaah Bayar Rp55,4 Juta

JAKARTAMU.COM | Pemerintah dan seluruh fraksi Komisi VIII DPR RI menyetujui Biaya Penyelenggaraan Haji (BPIH) 2025 sebesar Rp89.410.258,79 (Rp89,4...

More Articles Like This