Rabu, Januari 1, 2025
No menu items!

Muhammadiyah Ubah Pemulung Jadi Pengolah Sampah Terintegrasi

Must Read

BANTUL, JAKARTAMU.COM | Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah meresmikan Rumah Produksi Pengolahan Sampah Mardiko di TPA Piyungan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Minggu (29/12/2024). Rumah produksi ini dirancang sebagai pusat pengolahan sampah terintegrasi yang tidak hanya memilah dan mengolah sampah, tetapi juga mengembangkan peternakan maggot, bahan tepat guna, dan peternakan ayam berbasis pakan maggot.

“Ini merupakan bagian dari dakwah akar rumput melalui kolaborasi berbagai pihak,” ujar Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, dalam sambutannya.

Rumah Produksi Mardiko adalah hasil transformasi Kelompok Pemulung Mardiko, yang telah didampingi MPM sejak 2016. Upaya ini muncul sebagai respons terhadap wacana penutupan TPA Piyungan yang mengancam penghidupan para pemulung.

Baca juga: Kandang Inspirasi Mnelabesa, Inovasi Ketahanan Pangan Muhammadiyah

Seiring berjalannya waktu, jumlah anggota Mardiko yang semula 450-500 orang menyusut akibat pandemi Covid-19 dan kebijakan penutupan TPA.

Transformasi yang dilakukan tidak hanya pada struktur organisasi, tetapi juga pada nama Mardiko, yang kini diubah menjadi “Makaryo Adi Katon” dari sebelumnya “Makaryo Adi Ngayogyakarta”.

Transformasi ini bertujuan membangun budaya kewirausahaan sosial (social entrepreneur) di kalangan anggota, sehingga mereka dapat beradaptasi dengan perubahan kebijakan dan tantangan yang tidak terduga.

“Ini adalah langkah baru dalam pendampingan pemulung sampah,” tambah Yamin.

Proyek ini juga menekankan pentingnya proses pengolahan sampah yang ramah lingkungan. Proses perizinan dan manajemen terus dilakukan secara bertahap, dengan fokus pada pengurangan efek samping, seperti asap pembakaran sampah.

“Kami berupaya menjadikan ini contoh pengelolaan sampah yang dapat diterapkan di skala rumah tangga maupun lebih besar,” jelas Yamin.

Baca juga: Milad 112 dan Tanwir Muhammadiyah: Majelis Pemberdayaan Masyarakat Tanam 4000 Bibit Pisang Cavendish

Saat ini, limbah non-organik direncanakan untuk diolah menjadi konblok, sedangkan limbah organik dimanfaatkan sebagai pakan maggot. Maggot yang dihasilkan kemudian akan digunakan sebagai pakan ternak ayam petelur yang terintegrasi dengan sistem pengolahan sampah ini.

Selain itu, Mardiko juga menyediakan layanan penjemputan sampah menggunakan truk, yang saat ini melayani wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Langkah kecil ini diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata Muhammadiyah dalam mengatasi permasalahan sampah di Yogyakarta dan Indonesia.

“Semoga ini menjadi bagian dari etos kerja yang unggul dan bermanfaat,” tutup Yamin.

PPN 12% Berlaku, Ini Daftar Barang Jasa yang Tak Kena Imbas

JAKARTAMU.COM | Pemerintah akhirnya memberlakukan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% secara terbatas pada 2025. Kebijakan ini hanya berlaku untuk...

More Articles Like This