Rabu, Maret 26, 2025
No menu items!
spot_img

Nabi Muhammad SAW, Cahaya di Tanah Makkah (26): Isra’ Mi’raj, Perjalanan Agung ke Sidratul Muntaha

spot_img
Must Read

Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati

Malam itu, Rasulullah SAW tengah beristirahat di rumah Ummu Hani binti Abu Thalib.

Makkah masih dalam keadaan sunyi, sementara hati Rasulullah penuh dengan kesedihan.

Tak lama sebelumnya, beliau kehilangan dua orang yang sangat dicintainya:

Khadijah, sang istri tercinta, dan Abu Thalib, sang pelindung setia.

Tahun itu dikenal sebagai ‘Amul Huzn—tahun kesedihan.

Di tengah duka yang mendalam, Allah SWT memberikan hadiah luar biasa:

Perjalanan Isra’ Mi’raj, perjalanan ke langit tertinggi.

Malam itu, Rasulullah terbangun oleh seruan dari Malaikat Jibril.

“Wahai Muhammad, bangunlah. Malam ini engkau akan melakukan perjalanan yang penuh keajaiban.”

Di hadapan rumah, terdapat Buraq, makhluk putih bersayap, lebih besar dari keledai, tetapi lebih kecil dari bagal.

Buraq tampak tenang, namun ketika Rasulullah hendak menaikinya, makhluk itu sedikit gelisah.

Jibril berkata:

“Hai Buraq, tenanglah. Tidak ada manusia yang lebih mulia dari Muhammad yang pernah menunggumu!”

Mendengar itu, Buraq segera patuh.

Lalu, dalam sekejap mata, perjalanan Isra’ pun dimulai.

Isra’: Perjalanan Malam dari Makkah ke Baitul Maqdis

Dalam waktu yang amat singkat, Rasulullah SAW dan Jibril tiba di Masjid Al-Aqsa, di Baitul Maqdis (Yerusalem).

Di sana, beliau melihat para nabi terdahulu telah berkumpul.

Ibrahim, Musa, Isa, dan banyak nabi lainnya.

Jibril lalu berkata, “Wahai Muhammad, pimpinlah mereka dalam shalat.”

Rasulullah pun maju dan menjadi imam bagi seluruh nabi.

Itulah tanda bahwa beliau adalah pemimpin para nabi, pemimpin umat manusia.

Setelah itu, Jibril membawa Rasulullah ke batu besar di Baitul Maqdis.

Dari sanalah Mi’raj—perjalanan ke langit—dimulai.

Mi’raj: Perjalanan Menuju Sidratul Muntaha

Jibril memimpin Rasulullah menuju langit pertama.

Di sana, beliau bertemu dengan Nabi Adam.

Adam menyambut beliau dengan penuh kebahagiaan dan berkata:

“Selamat datang, wahai anak yang saleh dan nabi yang mulia!”

Lalu, Rasulullah naik ke langit kedua, di mana beliau bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya.

Di langit ketiga, beliau bertemu Nabi Yusuf, seorang yang wajahnya bersinar menawan.

Di langit keempat, ada Nabi Idris, yang telah diangkat ke tempat yang tinggi.

Di langit kelima, beliau bertemu Nabi Harun, seorang nabi yang dicintai kaumnya.

Di langit keenam, ada Nabi Musa.

Ketika Rasulullah hendak pergi ke langit berikutnya, Nabi Musa menangis.

Ketika ditanya mengapa, ia berkata:

“Aku menangis karena umat Muhammad lebih banyak yang masuk surga dibanding umatku.”

Lalu, Rasulullah naik ke langit ketujuh.

Di sana, beliau bertemu dengan Nabi Ibrahim, yang sedang bersandar di Baitul Ma’mur—sebuah tempat ibadah yang berada tepat di atas Ka’bah, di langit.

Setiap hari, 70.000 malaikat masuk ke sana untuk beribadah dan tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat.

Dari situ, perjalanan Rasulullah belum selesai.

Jibril membawa beliau lebih tinggi, hingga mencapai Sidratul Muntaha, tempat tertinggi di alam semesta.

Di sini, Jibril berhenti dan berkata:

“Aku tidak bisa melangkah lebih jauh, wahai Rasulullah. Jika aku melangkah, aku akan terbakar.”

Kini, Rasulullah sendirian.

Beliau melanjutkan perjalanan dan akhirnya bertemu langsung dengan Allah SWT.

Di sinilah Allah mewahyukan perintah shalat lima waktu.

Keringanan Shalat: Dialog dengan Nabi Musa

Saat Rasulullah turun kembali, beliau bertemu Nabi Musa yang bertanya:

“Apa yang diperintahkan Allah kepadamu?”

Rasulullah menjawab, “Lima puluh kali shalat dalam sehari.”

Nabi Musa berkata, “Umatmu tidak akan sanggup. Kembalilah dan mintalah keringanan.”

Rasulullah pun kembali kepada Allah dan memohon keringanan.

Allah menguranginya menjadi 40 kali.

Namun, Nabi Musa masih berkata, “Mintalah lagi, umatmu tetap tidak akan kuat.”

Rasulullah kembali meminta keringanan, dan shalat dikurangi menjadi 30 kali, lalu 20 kali, lalu 10 kali.

Setiap kali, Nabi Musa terus menyarankan Rasulullah untuk meminta pengurangan.

Akhirnya, Allah menetapkan lima waktu shalat sehari semalam.

Nabi Musa masih berkata, “Mintalah lagi!”

Namun Rasulullah menjawab, “Aku malu untuk meminta lebih dari ini.”

Allah pun berfirman, “Wahai Muhammad, lima shalat ini tetap dihitung sebagai lima puluh. Aku tidak akan mengubah ketetapan-Ku.”

Inilah rahmat Allah bagi umat Islam.

Lima shalat sehari, tetapi pahalanya seperti lima puluh kali shalat.

Kembali ke Makkah

Setelah perjalanan yang luar biasa itu, Rasulullah kembali ke Makkah dalam sekejap mata.

Pagi harinya, beliau segera menceritakan peristiwa ini kepada orang-orang Quraisy.

Namun, mereka malah menertawakannya.

“Perjalanan ke Baitul Maqdis dalam semalam? Dan ke langit? Mustahil!”

Sebagian orang Muslim yang lemah imannya hampir murtad karena merasa ini tidak masuk akal.

Namun, ketika kaum Quraisy bertanya kepada Abu Bakar Ash-Shiddiq, ia langsung berkata:

“Jika Muhammad yang mengatakannya, maka itu pasti benar!”

Sejak saat itu, Abu Bakar mendapat gelar ‘Ash-Shiddiq’—Sang Pembenaran.

Ketika Quraisy mencoba membuktikan bahwa Rasulullah berdusta, mereka meminta beliau menceritakan detail Masjid Al-Aqsa.

Allah lalu menampakkan gambaran Baitul Maqdis di depan Rasulullah.

Beliau menjelaskan dengan begitu akurat, hingga Quraisy kehabisan alasan.

Namun, mereka tetap menolak beriman.

Isra’ Mi’raj bukan hanya perjalanan luar biasa bagi Rasulullah, tetapi juga bagi seluruh umat Islam.

Dari peristiwa ini, kita mendapatkan hadiah shalat lima waktu—sebuah ibadah yang menjadi penghubung langsung antara kita dengan Allah SWT.

Tetapi, perjalanan dakwah Rasulullah belum selesai.

Makkah masih dalam cengkeraman kaum musyrik.

Namun, sebentar lagi, kota ini akan terbuka untuk Islam.

Dan kemenangan itu sudah semakin dekat.

(Bersambung ke Seri 27Fathu Makkah: Kemenangan Tanpa Pertumpahan Darah)

spot_img

Timnas Indonesia Menang Tipis 1-0 atas Bahrain, Romeny Jadi Penentu

JAKARTAMU.COM | Timnas Indonesia mencatatkan kemenangan penting di matchday kedelapan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan skor tipis...

More Articles Like This