Oleh: Dwi Taufan Hidayat dan Sugiyati
Madinah masih berduka.
Suasana begitu sunyi dan berat. Seolah bumi ikut menangisi kepergian manusia terbaik sepanjang zaman.
Namun, meskipun jasad Rasulullah telah bersemayam di dalam bumi, cahaya ajarannya tetap menyala.
Islam tidak berhenti dengan wafatnya beliau. Justru, Islam semakin kuat, semakin berkembang, dan semakin menancapkan akarnya di hati manusia.
Warisan Rasulullah bukan hanya kisah dalam sejarah. Tapi ia adalah petunjuk hidup, sumber kebijaksanaan, dan cahaya yang akan terus bersinar hingga akhir zaman.
Kesedihan yang Menyatukan Umat
Setelah pemakaman Rasulullah, para sahabat masih tenggelam dalam duka.
Umar bin Khattab yang biasanya gagah, terlihat lemah dan rapuh.
Ali bin Abi Thalib menangis dalam diam.
Utsman bin Affan duduk terpekur, wajahnya pucat.
Abu Bakar, yang paling dekat dengan Rasulullah, mencoba tetap tegar.
Sebagai sahabat dan pemimpin umat yang baru, ia harus memastikan bahwa Islam tetap tegak.
Maka, setelah tangisan mereda, ia mengumpulkan para sahabat di Masjid Nabawi.
Di sana, dengan suara tenang, ia berkata:
“Wahai umat Muhammad, kita telah kehilangan manusia terbaik yang pernah berjalan di muka bumi. Tapi ingatlah, tugas kita belum selesai. Rasulullah telah meninggalkan kita dengan dua hal yang akan menjaga kita selamanya: Al-Qur’an dan Sunnah.”
Kata-kata Abu Bakar menggetarkan hati semua orang.
Mereka sadar… Islam harus terus diperjuangkan.
Dan tugas itu kini berada di tangan mereka.
Perjalanan Dakwah yang Tak Pernah Berhenti
Setelah Rasulullah wafat, Islam semakin berkembang.
Para sahabat menyebar ke berbagai penjuru dunia, membawa ajaran beliau ke tempat-tempat yang belum mengenal Islam.
Di bawah kepemimpinan Abu Bakar, lalu Umar, Utsman, dan Ali, Islam menyebar dari jazirah Arab hingga ke Persia, Romawi, Afrika Utara, dan Asia.
Ajaran Rasulullah tidak hanya mengubah bangsa Arab, tetapi seluruh peradaban dunia.
Dari sebuah kota kecil di Makkah, cahaya Islam menerangi dunia.
Pesan kasih sayang, keadilan, dan tauhid menjadi pedoman bagi jutaan manusia.
Dan itu semua berawal dari seorang lelaki sederhana di Makkah…
Seorang anak yatim yang tumbuh menjadi manusia paling mulia…
Seorang pemimpin yang dicintai rakyatnya…
Seorang Rasul yang membawa pesan dari langit…
Seorang Muhammad.
Jejak Rasulullah di Hati Umat
Meski telah lebih dari seribu empat ratus tahun berlalu, nama Rasulullah tetap disebut miliaran kali setiap hari.
Dalam azan, dalam shalat, dalam doa-doa yang terpanjat.
Kisah hidupnya terus diceritakan dari generasi ke generasi.
Ajarannya terus diikuti oleh umatnya.
Karena Rasulullah bukan hanya sosok dalam sejarah.
Beliau adalah cahaya, pemimpin, dan teladan sepanjang masa.
Kisah hidupnya bukan sekadar cerita, tapi panduan bagi seluruh umat manusia.
Maka, selama masih ada orang yang bersujud kepada Allah…
Selama masih ada yang membaca Al-Qur’an…
Selama masih ada yang mencintai Sunnahnya…
Cahaya Rasulullah tak akan pernah padam.
Ia akan terus bersinar… hingga akhir zaman.
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين.
(Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabat beliau.)
Tamat.