YOGYAKARTA, JAKARTAMU.COM | Ratusan tenaga kesehatan (nakes) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta menggelar aksi demonstrasi pada Kamis (27/3), memprotes pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) yang hanya diberikan sebesar 30% serta tingginya beban kerja yang mereka hadapi. Aksi ini dilakukan di area rumah sakit sebagai bentuk kekecewaan atas kebijakan manajemen yang dianggap tidak adil.
Dalam orasi mereka, para nakes menyampaikan bahwa pemotongan THR sangat merugikan, terutama di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit. “Kami bekerja siang malam, menghadapi risiko tinggi, tetapi hak kami justru dikurangi. Ini tidak adil!” ujar salah satu peserta aksi yang enggan disebut namanya.
Selain masalah THR, para demonstran juga menyoroti beban kerja yang semakin berat. Mereka mengeluhkan kekurangan tenaga medis yang menyebabkan perawat dan dokter harus bekerja dalam shift yang panjang tanpa kompensasi yang memadai. Kondisi ini, menurut mereka, tidak hanya berdampak pada kesejahteraan tenaga kesehatan, tetapi juga berisiko menurunkan kualitas layanan terhadap pasien.
Aksi protes ini mendapatkan perhatian luas, baik dari publik maupun para pemangku kebijakan di sektor kesehatan. Beberapa perwakilan demonstran akhirnya diterima oleh pihak manajemen rumah sakit untuk berdialog dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi.
Sementara itu, manajemen RSUP Dr. Sardjito menyatakan bahwa keterbatasan anggaran menjadi alasan utama pembayaran THR yang tidak penuh. Namun, mereka berjanji akan mencari solusi agar kesejahteraan tenaga medis tetap terjaga.
Para tenaga kesehatan berharap aksi ini dapat membawa perubahan signifikan, termasuk kebijakan yang lebih adil terkait hak-hak mereka. Jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka mengancam akan melakukan aksi lanjutan dalam skala yang lebih besar.
