DI tengah hiruk pikuk pergantian estafet kepemimpinan, tebersit sebuah pesan agung, seruan suci yang menggema di hati setiap insan beriman: ”Membangun negeri dengan ridha Allah.” Pesan ini seyogyanya menjadi fondasi bagi para menteri dalam pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto mendatang, sebuah ajakan untuk menapaki jalan kepemimpinan yang diridhai Sang Pencipta.
Sebagai pemimpin, para menteri bukanlah sekadar pemegang kekuasaan, melainkan pengemban amanah dengan penuh tanggung jawab. Setiap kebijakan yang diambil, setiap langkah yang dijalankan, hendaknya dilandasi niat suci untuk membangun negeri yang adil, makmur, dan sejahtera.
Ingatlah, Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 58: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat ihsan, dan memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang kamu dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.”
Membangun negeri dengan ridha Allah berarti membangun dengan landasan keadilan, kejujuran, dan keikhlasan. Para menteri hendaknya senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai luhur agama, menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman dalam setiap langkah. Janganlah tergoda oleh ambisi pribadi, janganlah terjerumus dalam keserakahan duniawi. Ingatlah, Allah SWT senantiasa mengawasi setiap perbuatan hamba-Nya.
Membangun negeri dengan ridha Allah juga berarti membangun dengan penuh rasa tanggung jawab. Para menteri hendaknya senantiasa mengingat janji yang telah diucapkan di hadapan rakyat, menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan integritas. Janganlah takut untuk mengambil keputusan yang berat, asalkan keputusan tersebut dilandasi oleh niat baik untuk kemajuan bangsa.
Semoga para menteri yang akan dilantik dalam pemerintahan Presiden Prabowo dapat memahami pesan ini dengan baik, menjadikan pesan ini sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Semoga Allah SWT meridhai setiap langkah yang diambil, dan menjadikan Indonesia sebagai negeri yang adil, makmur, dan sejahtera di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo. (*)