Oleh Lambang Saribuana | Ketua Lazismu DKI Jakarta
PERAYAAN milad ke-112 Muhammadiyah yang diselenggarakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jakarta terbilang cukup sukses. Perhelatan akbar rutin yang tahun ini dipusatkan di sisi barat daya Monumen Nasional (Monas) Jakarta itu berlangsung meriah. Lebih dari 30,000 kader dan simpatisan Muhammadiyah tumpah ruah.
Selain menjadi ajang temu kangen para kader dan rekan seperjuangan, hemat saya, ada tiga hal lain yang membuat acara milad menjadi semarak dan meriah: doorprize, band Goes Plus, dan baksomu.
Ya, 5.000 porsi Baksomu yang dibagikan Lazismu DKI Jakarta ternyata turut menjadi magnet punya daya tarik besar pada peserta. Besarnya animo peserta dapat dilihat deretan antrean yang bahkan sudah ada sebelum acara dimulai. Antrean panjang itu bertahan nyaris tak terputus sampai rangkaian acara selesai.
Rupanya benar, bakso adalah makanan yang sangat populer, digemari rakyat sampai pejabat. Cocok dalam segala cuaca, sangat nikmat dihidangkan hangat-hangat, dan pas untuk menggugah selera makan.
Produk Inovasi Program Sekedah Daging
Baksomu adalah brand yang dikembangkan Lazismu DKI Jakarta dan Lazismu wilayah lain di seluruh Indonesia. Baksomu merupakan produk inovasi program sedekah daging. Dalam program ini, para musaddiq (pemberi sedekah) memberikan infak atau sedekah dalam bentuk uang. Uang tersebut dibelikan daging untuk diolah menjadi bakso.
Dalam program kurban untuk ketahanan pangan, ada beberapa shohibul qurban yang setuju daging kurban mereka tidak dibagi habis setelah dipotong pada Idul Adha. Sebagian daging kurban itulah yang diolah menjadi bakso.
Olahan bakso tersebut lalu dibekukan melalui cold storage. Dalam ruang pendingin di bawah suhu minus delapan derajat itu, bakso mampu bertahan dalam kurun waktu lama. Bakso baru dikeluarkan saat ada bencana alam atau untuk kebutuhan dakwah.
Pertama kali diperkenalkan tahun 2020 pada Muktamar Solo, sampai hari ini Baksomu terus menggelinding diminati masyarakat. Dalam perayaan milad Muhammadiyah tahun ini, Lazismu DKI Jakarta membagikan 5.000 porsi mangkuk Baksomu, sama dengan yang dibagikan pada perayaan milad tahun lalu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Jumlah ini memang masih jauh dari angka ideal yaitu 20.000 porsi. Tetapi itulah upaya optimal yang menunjukkan komitmen Lazismu DKI Jakarta.
Menggagas Industrialisasi Baksomu
Orang bebas berpendapat bahwa Baksomu diminati lantaran dibagi gratis. Tetapi justru di situlah letak keunggulannya. Baksomu memberi manfaat langsung kepada masyarakat yang tertimpa musibah seperti korban kebakaran di Manggarai dan Kebon kosong beberapa waktu lalu.
Lazismu membuka dapur umum dan membagikan Baksomu secara cuma-cuma selama lima hari berturut-turut di masing masing lokasi bencana. Saudara-saudara kita yang menjadi korban bisa menikmati kelezatan Baksomu pada siang maupun malam hari.
Contoh lain, ketika musibah banjir bandang melanda Sukabumi. Lazismu Jakarta dengan Lazismu Jawa Barat bergerak cepat membuka dapur umum selama dua hari. Lazismu kembali membagikan 1.000 porsi Baksomu di dua lokasi berbeda.
Manfaat lain adalah meningkatnya brand awareness Muhammadiyah pada umumnya dan secara khusus pada Lazismu. Ini sangat dibutuhkan untuk menegaskan pesan kepada masyarakat luas tentang konsistensi Muhammadiyah dalam gerakan dakwah dan tetap terdepan dalam implementasi Surat Al Ma’un.
Di tengah kemeriahan berbagi bakso, saya sering merenung: bagaimana seandainya Baksomu juga bisa hadir dalam setiap kegiatan Muhammadiyah, internal maupun eskternal? Pasti kebutuhan bakso bakal semakin bertambah.
Bagaimana jika seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan pimpinan Muhammadiyah di berbagai tingkatan sepakat mengalokasikan 10% dari hasil penghimpunan hewan kurban untuk mendukung program Baksomu?
Dengan langkah ini, saya yakin PWM Jakarta mampu membangun AUM baru berupa industri pengolahan makanan atau gampangnya pabrik bakso. Lebih dari sekadar membangun pabrik bakso yang higienis, halal, toyib dan berkemajuan, kita akan menciptakan peradaban baru, di mana inovasi berjalan beriringan dengan aksi kepedulian sosial. Semoga…! (*)