JAKARTAMU.COM | Film mungkin sebagian hanyalah sebuah hayalan dan hiburan sejenak belaka. namun banyak juga pesan-pesan kebaikan, filosofi, ideologi, propaganda sampai visi misi seseorang, komunitas sampai agama tertentu bisa disampaikan melalui film kepada publik yang menontonnya.
Sambil nongkrong nyeruput susu jahe, menyimak melalui layar laptop sebuah Film.
Filmnya berjudul “Mad Max, The Fury Road“. Film tersebut menceritakan dunia usai hancur akibat serangan nuklir yang menyisakan padang pasir luas. Film karya sutradara George Miller ini diperankan Tom Hardy, Nicholas Hoult, hingga Charlize Theron.
Tak terasa hujan yang tadinya gerimis lama lama menjadi Hujan lebat di awal Januari tahun 2025 ini. Dalam film itu ada sebuah adegan, masyarakat jelata rela mengantre desak-desakan untuk mendapatkan air bersih yang dijatah untuk mereka oleh oknum penguasa.
Mungkin pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat film, adalah kita harus menjaga lingkungan khususnya tentang air bersih. Jika tidak ada upaya perlindungan terhadap sumber daya air ini, potensi besar, air bersih bisa akan sangat langka dan mahal di masa depan.
Allah SWT menurunkan hujan menurut ukuran sehingga ketersediaan air di bumi cukup untuk kita manfaatkan, baik untuk kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat melalui ibadah.
Allah berfirman dalam surat Al Mukminuun ayat 18: “Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan Sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.”
Hujan merupakan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia dan makhluk lainnya baik langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung, manusia dapat memanfaatkan air hujan yang turun dari langit untuk keperluan minum, mandi, mencuci dan keperluan lainnya.
Secara tidak langsung, air hujan juga dapat menyuburkan tanah, menumbuhkan tanaman dan sayuran, buah – buahan, memelihara ikan, menyejukkan udara, hujan juga menyuburkan rumput yang menghijau, air yang mengalir yang dapat mengairi binatang ternak, hewan, ikan dll.
Sambil menonton film, teringat kembali materi seminar di Masjid UGM Yogjakarta tentang “Panen Air Hujan”. Intinya adalah, air hujan bisa dimanfaatkan untuk cadangan selama musim kering tiba.
Memanen air hujan (Rain Water Harvesting), yaitu suatu praktik mengumpulkan, menampung, dan menyimpan air hujan sebelum berkesempatan menyentuh tanah sehingga berubah wujud menjadi ground water atau air tanah.
Jika sistem panen air hujan diterapkan maka akan memberikan dampak yang besar bagi lingkungan seperti mencegah banjir pada musim hujan dan mengatasi kekeringan pada musim kemarau.
Sistem Panen Air Hujan (PAH) ini dapat memberikan tambahan sumber air untuk kehidupan sehari-hari minimal untuk keperluan bersuci (Thaharah) untuk ibadah.
Sistem PAH sebenarnya sudah dilaksanakan di masjid-masjid untuk menjaga ketersediaan sumber daya air yang suci dan menyucikan. Dengan air hujan inipun masjid dapat menjaga sanitasi yang baik guna menjaga kesuciannya sebagai syarat mutlak dari sahnya ibadah kaum muslim.
Sebuah Langkah maju, namun kami belum menemukannya di masjid-masjid megah khususnya di DKI Jakarta.
Modal membuat peralatan sistem PAH ini juga tidak mahal jika dibandingkan anggaran untuk membuat menara yang hanya untuk megah-megahan saja atau kubah masjid yang mewah itu yang menelan biaya sampai ratusan juta rupiah
Sampai berita ini ditulis, Jakartamu.com belum menemukan masjid, musala milik Muhammadiyah yang mempunyai fasilitas untuk memanfaatkan air hujan ini secara maksimal
Karena pembuatannya pun terjangkau, masjid-masjid Muhammadiyah se-DKI Jakarta bisa memulainya. Melalui pemanfaatan sumber air hujan ini, masjid-masjid Muhammadiyah diharapkan dapat melakukan fungsi sosialnya dengan turut berperan aktif dalam memberi contoh perilaku konservasi air guna peningkatan akses air dan sanitasi guna menuju masyarakat Islam yang sebenar benarnya.
Baru diketahui masjid ramah lingkungan milik Muhammadiyah itu adalah Masjid at-Tanwir di jln Menteng Raya 62 Jakarta Pusat. Masjid Muhammadiyah ini dirancang ramah lingkugan.
Masjid at-Tanwir mempunyai sistem penampungan air bekas wudhu. Air ditampung di water tank agar tidak terbuang percuma.
Air tersebut akan didaur ulang. Hasilnya akan bisa dimanfaatkan, misalnya, untuk membersihkan halaman atau menyiram tanaman.