JAKARTAMU.COM | Pada September 2024, sebuah patung penyu raksasa dibangun di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Gado Bangkong, Pelabuhanratu, Sukabumi, dengan anggaran mencapai Rp15,6 miliar. Patung ini diharapkan menjadi ikon baru yang mempercantik kawasan tersebut. Namun, belum genap setahun sejak peresmian, patung ini mengalami kerusakan signifikan yang memicu kontroversi di kalangan masyarakat.
Fakta Kerusakan dan Material yang Digunakan
Pada Februari 2025, foto dan video yang menunjukkan kerusakan parah pada patung penyu tersebut beredar luas di media sosial. Kerusakan ini memperlihatkan bagian dalam patung yang ternyata terbuat dari bahan resin, fiberglass, dan kardus. Penggunaan kardus sebagai bagian dari struktur patung menimbulkan pertanyaan mengenai kualitas dan ketahanan konstruksi tersebut.
Penjelasan Kontraktor
Menanggapi kritik dari masyarakat, pihak kontraktor menjelaskan bahwa penggunaan kardus dalam konstruksi patung adalah sebagai cetakan untuk membentuk struktur resin dan fiberglass. Mereka mengklaim bahwa metode ini umum digunakan dalam pembuatan patung besar dan tidak mempengaruhi kekuatan atau ketahanan patung tersebut.
Analisis dan Evaluasi
- Penggunaan Material Kardus dalam Konstruksi Patung
Penggunaan kardus sebagai bahan cetakan dalam pembuatan patung sebenarnya bukan hal baru dalam dunia seni. Banyak seniman memanfaatkan kardus karena sifatnya yang fleksibel dan mudah dibentuk. Namun, dalam konteks patung penyu ini, penting untuk memastikan bahwa kardus hanya digunakan sebagai cetakan sementara dan bukan sebagai bagian permanen dari struktur patung. - Anggaran dan Kualitas Konstruksi
Anggaran sebesar Rp15,6 miliar untuk sebuah patung menimbulkan ekspektasi tinggi terhadap kualitas dan ketahanannya. Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat setelah peresmian menimbulkan kecurigaan adanya penyimpangan anggaran atau penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi. Transparansi dalam penggunaan anggaran dan proses konstruksi menjadi hal yang krusial untuk menghindari kecurigaan dan memastikan akuntabilitas. - Tanggung Jawab dan Pengawasan
Kerusakan ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat dalam proyek-proyek pemerintah. Pihak berwenang harus memastikan bahwa kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan dan menggunakan material yang berkualitas. Selain itu, perlu ada mekanisme evaluasi dan pemeliharaan rutin untuk mencegah kerusakan dini pada fasilitas publik.
Kesimpulan
Kasus kerusakan patung penyu di Sukabumi menjadi cerminan tantangan dalam pengelolaan proyek pemerintah, terutama terkait transparansi anggaran dan kualitas konstruksi. Diperlukan evaluasi menyeluruh dan tindakan tegas untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dapat terjaga. (Dwi Taufan Hidayat)