| by Asyaro G Kahean
Dari Kapal Roro, kupotret rupa rembulan
Saat pelayaran di perariran Selat Sunda
Dari Pelabuhan Merak menuju Bakauheni
Di antara sebaran cahaya di atas kepala
Di selah-selah guliran malam masuki dini hari
Di antara riak-riak ombak goyangi kapal;
Dan hembus angin sejukan rongga pernapasan
Bismillah…
Doa-doa selalu saja mengiring perjalanan
Kian terasa adaku di antara deru mesin
Juga ada di antara rincik gemepyak ombak
Diri dhaif ini mendengar silih berganti suara
Bak bisikan rindu di celah naik turun napas;
Kabarkan ada rindu tiada luntur diterpa musim
Nun di sana, rembulan tampak senyum tipis tipis
Gerangan apakah senyum yang disunggingkan itu?
Selintas, tanda tanyaku tertebar jua ke angkasa;
Mencari tahu makna senyum tipis tipis yang lepas
Di antara deru mesin dan rincik gemepyak ombak
Di antara biasan embun dan gumpalan awan putih
Agar cerah cahaya purnama, lebih jelas terpandang
Sementara embun dan awan tiada sanggup menutup teduhnya biru
Hingga tersirat akan hasrat cinta nan berkerlap-kelip;
Ikuti edar bintang gemintang di sisi doa-doa harapan
Rajutan tali kasih dan cinta agar teraktualsasi ke alam semesta
Tanpa berpaling wajah dari hadapan Yang Mahapencipta
Dini hari ini pelayaranku saat bulan purnama
Lintasi Selat Sunda dari Merak ke Bakauheni
Daku ‘kan pahami senyum tipis tipis penghias mayapada
Kiranya itu bukanlah senyum yang pernah kau titip pada rembulan;
Pastilah daku tiada ‘kan mampu berbalaskan senyum terhadapmu
Hem?
Maka jelmakanlah senyum pada bagian penting ibadah
Dan berusaha agar terjauh dari senyum penjerat maksiat
—-o0o—-
Merak-Bakauheni
Medio: Rajab 1446/Januari 2025