Sabtu, Maret 15, 2025
No menu items!
spot_img

Penjara Maximum Security Khusus Koruptor, Omon-Omon Pemberantasan Korupsi?

spot_img
Must Read

SIAPA tak kenal Sylvester Stallone? Rambo dan Rocky adalah dua film yang melambungkan namanya di kancah perfilman Hollywood. Di masa lansia, sang aktor masih setia berakting. Salah satu film yang menarik di bintangi Sylvester Stallone adalah Escape Plan.

Dari judulnya sangat jelas film ini berkisah tentang rencana untuk kabur dari penjara Amerika Serikat dengan latar belakang tahun 2013. Keseruan alur cerita dan aksi film ini menyedot banyak penonton sehingga dibuat sekuelnya sampai tiga judul.

Escape Plan mengisahkan seorang eks pengacara yang beralih menjadi penguji keamanan penjara untuk memastikan penjara itu tidak bisa dijebol. Tetapi secanggih apa pun perlengkapan keamanan yang dipasang, penjara tetap bisa dibobol. Itulah yang bisa disimpulkan dari film Escape Plan.

Soal penjara dengan keamanan maksimum ini pun dilontarkan Presiden Prabowo Subianto. Dia mengaku ingin membuat penjara yang kokoh bagi para koruptor di pulau terpencil. Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat meluncurkan tunjangan guru ASN daerah di Plaza Insan Berprestasi, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta Pusat, Kamis (13/3/2035).

Prabowo berencana membangun penjara untuk koruptor. Penjara ini didesain secara khusus agar para koruptor tidak bisa leluasa keluar, apa lagi kabur.

“Saya nanti juga akan sisihkan dana, saya akan bikin penjara yang sangat, pokoknya sangat kokoh, di suatu tempat, yang terpencil, mereka nggak bisa keluar malam hari. Kita akan cari pulau, kalau mereka mau keluar, biar ketemu sama hiu,” ungkapnya.

Cita-cita mempunyai penjara dengan keamanan superketat layak diapresiasi. Namun yang menarik adalah rencana tersebut dilontarkan ketika Prabowo sendiri sedang getol-getolnya melakukan efisiensi anggaran di berbagai bidang. Namanya penjara dengan keamanan ”Istimewa”, tentu biaya yang harus dikeluarkan pun spesial.

Lalu, apa jaminannya kalau penjara superketat itu tak akan meloloskan koruptor untuk pelesir di malam hari seperti penjara-penjara regular yang sudah menjadi rahasia umum? Selama mentalitas korup oknum aparat penegak hukum tidak dibenahi, secanggih apapun sebuah penjara , pasti akan jebol juga .

Maksimum untuk Amankan Pemerasan?

A Man Behind the Gun. Kalimat ini bermakna sebuah senjata berada dalam kendali penuh manusia. Artinya, menyalak tidaknya senjata, atau ke mana senjata diarahkan sepenuhnya bergantung pada manusia.

Dalam dunia penegakan hukum, hal ini lebih mengacu pada individu yang memiliki peran penting dalam mengambil keputusan atau mengarahkan jalannya suatu penegakkan hukum itu berjalan sesuai SOP atau tidak .

Masih segar dalam ingatan kita tentang kasus penahanan 15 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena diduga terlibat kasus pemerasan terhadap tahanan di Rutan KPK. Tidak tanggung-tanggung, duit hasil pemerasan di kandang pemberantasan korupsi sejak 2019 hingga 2023 itu mencapai Rp6,3 miliar.

Sebelumnya KPK menangkap Kepala Lapas Sukamiskin Wahid Husen karena kasus dugaan jual beli izin keluar lapas.

Belajar dari dua kasus itu saja cukup untuk menyimpulkan bahwa membuat penjara khusus untuk koruptor rasanya hanya membuang energi dan anggaran. Meletakkan penjara di lokasi yang tak mudah diakses publik sama dengan membuka peluang lebih besar kongkalikong para koruptor dengan aparat. Lebih bebas, lebih aman.

Justru lebih baik kalau koruptor dipenjara di tengah kota supaya lebih banyak yang mengawasi. Jangan sampai wacana pembangunan penjara maximum security justru membuat antipasti bahwa pemberantasan korupsi yang digembar-gemborkan Prabowo hanya omon-omon belaka. Wallaahu A’lam bishowaab. (*)

spot_img

Keluarga Sakinah Tangguh Hadapi Tantangan Era Teknologi Digital

JAKARTAMU.COM | Tantangan orang tua di era teknologi 4.0 dan 5.0 semakin berat. Ketua Umum PP Aisyiyah Salmah Orbayinah...

More Articles Like This