Sabtu, Februari 1, 2025
No menu items!

Penyesalan yang Terlambat: Keinginan Mereka yang Telah Mati untuk Kembali ke Dunia

Must Read

JAKARTAMU.COM | Kematian adalah kepastian yang tidak bisa dihindari. Setiap manusia akan sampai pada titik di mana semua amalnya terhenti, tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki kekurangan atau menambah pahala.

Pada saat itulah, banyak dari mereka yang telah meninggal berharap dapat kembali ke dunia, meskipun hanya sejenak, untuk melakukan amal shalih. Namun, harapan itu sia-sia karena Allah ﷻ telah menetapkan batas waktu kehidupan manusia, dan setelah kematian, yang tersisa hanyalah penantian di alam barzakh hingga hari kebangkitan.

  1. Keinginan Mereka yang Telah Mati untuk Kembali

Allah ﷻ menggambarkan dalam Al-Qur’an betapa orang-orang yang telah meninggal menyesali kehidupan dunia yang telah mereka sia-siakan. Mereka berharap diberikan kesempatan sekali lagi untuk beramal shalih, namun harapan itu tidak akan pernah terkabul:

﴿حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَحَدَهُمُ ٱلْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ٱرْجِعُونِ ٩٩ لَعَلِّىٓ أَعْمَلُ صَٰلِحًۭا فِيمَا تَرَكْتُ كَلَّآ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَآئِلُهَا وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ ١٠٠﴾

“Hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata, ‘Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku dapat beramal shalih terhadap yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu hanyalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.”
(QS. Al-Mu’minun: 99-100)

Ayat ini menjelaskan bahwa setelah kematian, tidak ada jalan untuk kembali. Kesempatan untuk beramal hanya ada di dunia, dan mereka yang menyia-nyiakan waktu di dunia akan menanggung penyesalan yang abadi.

  1. Kesadaran yang Datang Terlambat

Saat ruh manusia berpisah dari jasad, tirai kehidupan dunia terbuka dan mereka mulai menyadari kenyataan akhirat yang sebelumnya hanya diberitakan kepada mereka. Pada saat itu, semua amal buruk yang mereka lakukan dan semua kesempatan berbuat baik yang mereka sia-siakan menjadi sangat jelas di mata mereka.

Rasulullah ﷺ bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ – يَعْنِي الْمَوْتَ -»

“Perbanyaklah mengingat pemutus segala kenikmatan, yaitu kematian.”
(HR. Tirmidzi No. 2307, Hadis Hasan Sahih)

Hadis ini mengingatkan kita bahwa dengan sering mengingat kematian, kita akan lebih termotivasi untuk mengisi kehidupan ini dengan amal shalih dan tidak terlena dengan kesenangan duniawi yang fana.

  1. Tidak Ada Lagi Kesempatan Setelah Kematian

Setelah kematian, manusia hanya bisa berharap tanpa bisa berbuat apa-apa. Rasulullah ﷺ menggambarkan bagaimana orang yang telah meninggal ingin kembali ke dunia hanya untuk bersedekah, karena mereka menyadari betapa besarnya pahala sedekah di sisi Allah ﷻ:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: «إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ»

“Jika seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim No. 1631)

Hadis ini menunjukkan bahwa setelah kematian, seseorang tidak dapat menambah amalnya kecuali dari amalan-amalan yang terus mengalir pahalanya. Maka, sebelum datangnya ajal, kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbuat baik.

  1. Mengisi Waktu dengan Amal Shalih Sebelum Terlambat

Allah ﷻ telah memberikan kita waktu yang cukup untuk beramal shalih di dunia. Namun, waktu itu sangat terbatas dan bisa berakhir kapan saja. Oleh karena itu, kita harus menjadikan setiap hari sebagai kesempatan untuk menabung pahala sebanyak mungkin.

Allah ﷻ berfirman:

﴿وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ﴾

“Berlomba-lombalah kamu sekalian menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Ali Imran: 133)

Ayat ini memotivasi kita untuk tidak menunda-nunda dalam beramal shalih, karena setiap amal yang kita lakukan akan menjadi bekal di akhirat kelak.

Kesimpulan

  1. Orang yang telah meninggal sangat berharap bisa kembali ke dunia untuk beramal shalih, tetapi harapan itu sia-sia karena kesempatan mereka telah berakhir.
  2. Setelah kematian, yang tersisa hanyalah penyesalan bagi mereka yang menyia-nyiakan waktu di dunia dan lalai dalam beribadah.
  3. Tidak ada lagi kesempatan untuk beramal setelah kematian, kecuali dari amal jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak shalih.
  4. Maka, manfaatkanlah waktu yang ada sekarang untuk memperbanyak amal shalih sebelum ajal menjemput, karena kita tidak pernah tahu kapan waktu kita akan habis.

Semoga kita termasuk orang-orang yang diberikan taufik oleh Allah ﷻ untuk mengisi hidup dengan amal shalih dan mengakhiri kehidupan ini dengan husnul khatimah. Aamiin.

Dwi Taufan Hidayat, Sekretaris Korp Alumni PW IPM/IRM Jawa Tengah

Muhammadiyah Salurkan Rp100 Juta Lebih untuk Kebakaran Kemayoran

JAKARTAMU.COM | Sejak dibuka 21 Januari 2025 lalu, Posko One Muhammadiyah One Response (OMOR) telah melaksanakan serangkaian kegiatan. Selain...

More Articles Like This