Rabu, Januari 22, 2025
No menu items!

Peran Ulama dalam Mencegah Kemungkaran: Tanggung Jawab yang Tak Bisa Diabaikan

Must Read

JAKARTAMU.COM | Di tengah kondisi sosial dan politik yang penuh tantangan, peran ulama dalam menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran menjadi sangat krusial. Diamnya mereka bisa membuka jalan bagi berkembangnya kezaliman dan kehancuran negeri.

Dalam dialog ini, kita akan mengeksplorasi mengapa ulama harus berani mengambil sikap, serta bagaimana umat Islam dapat berperan aktif dalam memperbaiki keadaan, meskipun risiko besar menghadang.

Mari kita simak pembicaraan dua sahabat yang menyadari pentingnya peran ulama dan setiap individu dalam menjaga keadilan.

Ali: “Kita sebagai umat Islam punya kewajiban, kan, untuk menyampaikan kebenaran dan mencegah kemungkaran?”

Budi: “Betul, Ali. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Al-Qur’an menyebutkan bahwa ada umat yang tugasnya menyeru kepada kebaikan, menyuruh yang ma’ruf, dan mencegah yang mungkar. Itu yang disebut orang yang beruntung.”

Ali: “Iya, aku ingat ayat itu, QS. Ali Imran: 104. Tapi, bagaimana kalau ulama diam? Apa dampaknya?”

“Jangan jadi orang yang cuma berkata, ‘Jika mereka baik, kami juga baik, tapi kalau mereka zalim, kami ikut zalim.'”

Budi: “Rasulullah ﷺ pernah bersabda, ‘Jika maksiat muncul di tengah umatku, Allah akan menimpakan azab merata kepada mereka.’ Jadi, kalau ulama memilih diam, kezaliman bisa semakin berkembang dan membawa kehancuran.”

Ali: “Lalu, bagaimana seharusnya sikap kita?”

Budi: “Rasulullah ﷺ juga mengingatkan kita untuk tidak hanya mengikuti arus. Jangan jadi orang yang cuma berkata, ‘Jika mereka baik, kami juga baik, tapi kalau mereka zalim, kami ikut zalim.’ Kita harus teguhkan diri untuk selalu berbuat baik, meski di tengah ketidakadilan.”

Ali: “Aku setuju! Jadi, berani menyampaikan kebenaran itu bukan hanya tugas ulama, tapi juga kita semua, ya?”

Budi: “Betul, Ali. Bahkan, Rasulullah ﷺ bilang, ‘Jihad yang paling utama adalah mengatakan kebenaran di hadapan pemimpin yang zalim.’ Itulah bentuk jihad yang paling mulia.”

Ali: “Jadi, kalau ulama diam, masyarakat bisa kehilangan bimbingan moral, ya? Kemungkaran jadi budaya, dan negeri ini semakin terpuruk.”

Budi: “Persis. Tapi, kalau ulama berani menyuarakan kebenaran, mereka bisa menjadi agen perubahan yang membawa perbaikan. Allah pun berfirman dalam QS Ar-Ra’d: 11, ‘Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.’

Ali: “Jadi, tugas kita semua untuk mendukung kebenaran dan keadilan, meskipun ada risiko besar. Dengan begitu, kemungkaran bisa dicegah dan negeri ini bisa kembali kepada jalan yang diridhai Allah.”

Budi: “Iya, semoga kita bisa menjadi bagian dari perubahan itu, Ali.”

Dialog ini menyampaikan pesan tentang pentingnya peran ulama dan umat Islam dalam menyampaikan kebenaran serta mencegah kemungkaran, dengan fokus pada tanggung jawab moral yang besar dalam menjaga keharmonisan sosial dan negara. ( Dwi Taufan Hidayat)

Harmoni dalam Sebuah Grup WA

JAKARTAMU.COM | Pagi itu, mentari baru saja merekah, mengusir sisa-sisa kegelapan malam. Suara burung berkicau merdu, seolah menyambut semangat...

More Articles Like This