JAKARTAMU.COM | Perang Riddah juga disebut Perang Melawan Kemurtadan beberapa suku Arab yang terjadi di era Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Perang terjadi selama tahun 632 dan 633 M, setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Muhammad Husain Haekal mengatakan kalau tidak karena kemenangan Abu Bakar dalam Perang Riddah, penyerbuan ke Irak dan ke Syam tentu tidak akan dimulai. “Pasukan Muslimin pun tak akan mendapatkan kemenangan atas kedua imperium besar Romawi dan Persia,” ujar Haekal dalam bukunya yang diterjemahkan Ali Audah berjudul “Abu Bakr As-Siddiq – Yang Lembut Hati” (Pustaka Litera AntarNusa, 1987).
Lagi, kata Haekal, kalau tidak karena Perang Riddah, dengan gugurnya sahabat-sahabat sebagai syahid yang memastikan kemenangan itu, niscaya tidak akan cepat-cepat Umar bin Khattab menyarankan kepada Abu Bakar agar dilakukan pengumpulan mushab Qur’an.
“Karena pengumpulan inilah pula yang menyebabkan adanya penyatuan bacaan menurut dialek Mudar pada masa Usman bin Affan,” katanya.
Dengan demikian, al-Qur’an adalah dasar yang kukuh dalam menegakkan kebenaran, merupakan tonggak yang tak tergoyahkan bagi kebudayaan Islam.
Selanjutnya, kalau tidak karena kemenangan yang diberikan Allah kepada kaum Muslimin dalam Perang Riddah itu, ujar Haekal lagi, jangan-jangan Abu Bakar belum dapat menyusun suatu sistem pemerintahan di Madinah, yang di atas sendi itu pula kemudian Umar menggunakan asas musyawarah.
Polanya keadilan dan kasih sayang, intinya kebajikan dan ketakwaan. Menurutnya, inilah peristiwa-peristiwa agung yang telah dapat diselesaikan dalam waktu singkat, tak sampai 27 bulan.
Barangkali karena waktu yang sesingkat itu pula yang menyebabkan sebagian orang sampai merentang jarak begitu panjang hingga pada masa Umar, dengan anggapan bahwa jika hanya dalam beberapa bulan saja tidak akan cukup waktu orang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar yang sampai mengubah jalannya sejarah dunia.
Seperti Jilatan Api
Perang ini dilancarkan oleh Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq selama tahun 632 dan 633 M. “Seperti jilatan api, cepat sekali pemberontakan itu menjalar ke seluruh jazirah Arab begitu Rasulullah wafat,” tulis Haekal.
Berita pemberontakan ini sampai ke Madinah tatkala umat Islam tengah membaiat Abu Bakar sebagai khalifah. Mereka sangat terkejut. Berselisih pendapat mereka apa yang harus diperbuat.
Satu golongan berpendapat, termasuk Umar bin Khattab, untuk tidak menindak mereka yang menolak membayar zakat selama mereka tetap mengakui, bahwa tak ada tuhan selain Allah dan Muhammad Rasulullah.
Dengan begitu barangkali mereka menghendaki agar tidak banyak musuh yang akan dapat mengalahkan mereka. Allah tidak memberikan janji kemenangan kepada mereka seperti yang diberikan kepada Rasulullah.
Juga wahyu sudah tidak diturunkan kepada siapa pun lagi setelah Nabi dan Rasul penutup itu berpulang ke rahmatullah.
Akan tetapi Abu Bakar tetap bersikeras, mereka yang menolak membayar zakat dan murtad dari agamanya harus diperangi. Maka pecahlah Perang Riddah yang telah memakan waktu setahun lebih.
Perang Riddah melibatkan ratusan orang dari pasukan Khalifah dan ratusan lagi dari pihak lawan, bahkan di antaranya sampai puluhan ribu dari masing-masing pihak yang terlibat langsung dalam pertempuran yang cukup sengit itu. Ratusan, bahkan ribuan di antara kedua belah pihak terbunuh.
Haekal menyebut pengaruh Perang Riddah dalam sejarah Islam cukup menentukan. Andaikata Abu Bakar ketika itu tunduk pada pihak yang tidak menyetujui perang, sebagai akibatnya niscaya kekacauan akan lebih meluas ke seluruh kawasan Arab, dan kedaulatan Islam tentu tidak akan ada.
“Juga jika pasukan Abu Bakar bukan pihak yang menang dalam perang itu, niscaya akibatnya akan lebih parah lagi. Jalannya sejarah dunia pun akan sangat berlainan,” tuturnya.
Oleh karena itu, tidaklah berlebihan ketika orang mengatakan, bahwa dengan posisinya dalam menghadapi pihak Arab yang murtad disertai kemenangannya dalam menghadapi mereka itu, Abu Bakar telah mengubah arah sejarah dunia. “Tangan Tuhan jugalah yang telah melahirkan kebudayaan umat manusia itu dalam bentuknya yang baru,” ujar Haekal. (*)