Sabtu, Desember 28, 2024
No menu items!

Perang Talas: Kisah 8000 Tentara China Tewas Menghadapi Pasukan Muslim

Pada bulan Juli 751, bertemulah kedua pasukan dekat kota Talas atau Taraz di Sungai Talas, Kirgiztan

Must Read

JAKARTAMU.COM | Pada tahun 751, Kyrgyzstan menjadi neraka bagi tentara China yang kala itu diperintah Dinasti Tang (618-906). Sedikitnya 8000 tentara China tewas dalam pertempuran Talas, yakni perang antara Dinasti Abbasiyah dan Dinasti Tang. Hasilnya, invasi militer China ke Asia Tengah pun berakhir duka.

Perang ini dipicu invansi militer China ke Tibet. Pada tahun 670 M, China merebut wilayah strategis penting di Cekungan Tarim yang telah dimiliki Tibet.

Pada awal 700 M, China juga berhasil menggagalkan upaya Tibet membentuk kerajaan-kerajaan kecil di sisi belakang Tibet, yaitu Kashmir, Pamir dan Pegunungan Hindu Kush.

Pada tahun 747 M, China mengirim tentara yang dipimpin oleh Jendral etnis Korea terkenal yang bernama Kao Hsien Chin alias Go Seong-ji.

Setelah Dinasti Tang berhasil menguasai Kawasan Asia Tengah sepenuhnya, muncullah kekuatan Islam di Timur Tengah. Militer Islam di bawah payung Dinasti Abbasiyah dengan cepat melakukan penaklukan-penaklukan. Dari Spanyol dan Portugal di barat, di Afrika Utara dan Timur Tengah, dan ke kota-kota oasis Merv, Tashkent, dan Samarkand di timur, Arab penaklukan dengan kecepatan mengagumkan.

Invasi China ke Asia Tengah akhirnya juga menyedot perhatian Abbasiyah. Kala itu, China bersekutu dengan Ferghana mengerahkan 100.000 tentara. Sumber China menyebut 30 ribu orang terdiri 10 ribu pasukan pimpinan Kao Hsien-chih ditambah sekitar 20 ribu orang Turki Qurluc dan beberapa ribu pasukan Ferghana.

Sementara, pasukan Abbasiyah bersama sekutu mereka orang Uyghur (Turki) dan Tibet yang menurut sumber China berjumlah 100 ribu. Dari catatan Arab, informasi mengenai Pertempuran Talas didapatkan dari sejarawan Ibn al-Atsir (1160-1233) dan al-Dhahabi (1274-1348).

Pada bulan Juli 751, bertemulah kedua pasukan dekat kota Talas atau Taraz di Sungai Talas, Kirgiztan. Sumber China menulis, pertempuran berlangsung selama lima hari, sementara pada catatan Arab tidak ditemukan berapa lama perang terjadi. Di tengah-tengah pertempuran, sekitar 20 ribu orang Qurluc membelot ke pasukan Abbasiyah dan menyerang pasukan Kao.

Menurut al-Dhahabi, strategi Ziyad memanfaatkan orang-orang Turki Qurluq untuk memberontak terhadap Jendral Kao bernar-benar menghancurkan pasukan China.

Sementara, pasukan Ferghana memilih pergi dari pertempuran. Dalam kata-kata al-Dhahabi, “Tuhan menurunkan rasa takut ke dalam hati orang China”. Para ahli sejarah dan militer terus memperdebatkan konsekuensi politik jangka panjang dari Pertempuran Talas.

Menurut mereka, China telah memainkan peran penting di Asia Tengah mulai Cekungan Tarim ketika ajaran Buddha, Zoroaster, Mani chaean, dan Kristen Nestorian memiliki pengaruh yang kuat walau hampir seluruhnya berada di bawah ke kuasaan Islam.

Segera setelah pertempuran Talas, dinasti Tang mulai kehilangan pengaruhnya di Asia Tengah, keadaan dalam negeri dinasti Tang yang buruk dan munculnya banyak pemberontakan membuat Dinasti Tang melemah pengaruhnya dan mulai kehilangan kekuatan serta kekuasaan.

Akibatnya seluruh pengiriman upeti bangsa Asia Tengah kepada Dinasti Tang dialihkan pengirimannya kepada bangsa Arab, Tibet, dan Uighur. Budaya Asia Tengah yang awalnya berkiblat pada budaya orientalis pun berubah pada budaya Arab.

Agama Islam mulai masuk dan menyebar segera setelah pertempuran selesai kepada bangsa-bangsa Asia Tengah khususnya Turki dan memberikan pengaruh yang kuat di budaya Asia Tengah, sampai saat ini agama Islam dianut oleh sebagian besar masyarakat Asia Tengah.

Hal lainnya, sistem pembuatan kertas yang berkembang di China mulai dikenal dalam dunia Islam. Ini bisa terjadi karena orang-orang China yang ahli dalam membuat kertas banyak yang ditawan dan dijadikan budak yang dikirimkan ke kota-kota besar Islam, sehingga dalam sekejap kota-kota besar seperti Baghdad, Kairo, dan Samarkand memproduksi kertas secara besar-besaran. Tiga abad kemudian orang-orang Eropa mengenal produksi kertas dari orang Arab lewat Perang Salib .

Pawai Milad Ke-112 Muhammadiyah Semarakkan Kota Tidore

TIDORE, JAKARTAMU.COM | Ratusan siswa, guru, dan kepala sekolah, serta pimpinan Muhammadiyah se-Pulau Tidore, Maluku Utara memeriahkan pawai ta’aruf...

More Articles Like This