Selasa, April 22, 2025
No menu items!

Pernikahan: Tempat Di Mana Ego Harus Ditanggalkan dan Cinta Diperjuangkan Bersama

Must Read

JAKARTAMU.COM | Di balik gemerlap pesta pernikahan, gaun putih yang memesona, dan janji suci yang terucap di hadapan penghulu, ada kenyataan yang seringkali luput dari lensa kamera: pernikahan bukan sekadar menyatukan dua nama di kartu keluarga, melainkan menyatukan dua dunia, dua karakter, dua kepala… yang masing-masing membawa egonya.

Menikah bukan hanya tentang “aku dan kamu”, tetapi tentang kita. Tentang dua insan yang memilih untuk bertumbuh bersama, menghadapi badai tanpa saling menyalahkan, dan menyusun mimpi tanpa harus saling mendominasi. Di sinilah letak tantangan terbesar: belajar menanggalkan ego, bukan hanya saat senang, tapi juga ketika kecewa, marah, bahkan lelah.

Banyak rumah tangga yang retak bukan karena kekurangan harta atau karena orang ketiga, melainkan karena ego yang tak kunjung dilunakkan. Suami merasa lelah bekerja, istri merasa lelah mengurus rumah dan anak. Keduanya benar, tapi keduanya bisa salah saat tak lagi saling mendengarkan. Yang dibutuhkan bukan pembuktian siapa paling lelah, tapi kesediaan untuk saling menggenggam dan berkata, “Aku ada di sini, bersamamu.”

Istri bukan hanya ingin suami yang membawa nafkah pulang, tapi juga membawa cerita, pelukan, dan kejujuran. Sederhana memang, namun di tengah kesibukan dan tekanan hidup, justru yang sederhana sering terlupakan.

“Saya tidak marah karena dia pulang malam,” ujar seorang ibu rumah tangga dalam sebuah konseling pernikahan, “saya marah karena dia tidak mengabari. Saya merasa tak dianggap.” Barangkali itulah suara hati banyak perempuan: mereka bisa menerima banyak hal, kecuali kehilangan kepercayaan.

Saat seorang istri kehilangan rasa percaya, yang hancur bukan hanya hubungannya, tapi juga harga dirinya. Ia mulai diam, enggan bertanya, enggan menyentuh. Bukan karena sudah tak cinta, tapi karena tak ingin hatinya terus terluka. Dan percayalah, diam seorang istri adalah jerit paling nyaring tentang luka yang ia pendam.

Dalam setiap rumah tangga, akan selalu ada ujian: dari keuangan, dari perbedaan pola asuh anak, hingga intervensi keluarga besar. Namun, sekuat apapun badai, rumah tangga yang dibangun atas dasar komunikasi, kompromi, dan ketulusan akan tetap berdiri. Tak harus sempurna, tapi cukup saling berjuang.

Menjadi suami yang baik bukan berarti tak pernah salah, tapi yang mau meminta maaf ketika khilaf. Menjadi istri yang bijak bukan berarti tak pernah lelah, tapi tetap memilih untuk menguatkan. Dan ketika keduanya sama-sama saling peduli, saling berbagi peran, rumah tangga tak lagi terasa seperti beban, tapi menjadi pelabuhan paling damai dari hiruk-pikuk dunia.

Karena pernikahan bukan sekadar janji suci di altar, tapi perjalanan seumur hidup. Maka penting bagi kita untuk selalu mengingat hal-hal kecil yang sering terabaikan:

  1. Satu pesan singkat: “Aku di jalan pulang.” bisa berarti dunia bagi istri yang menunggu.
  2. Jangan saling adu lelah, karena lelah itu milik berdua.
  3. Jangan biarkan masalah menggantung, karena diam bukan penyelesaian.
  4. Jangan gengsi minta maaf, karena cinta tak butuh pemenang, tapi butuh perbaikan.
  5. Peluklah istrimu, sering-sering, bahkan tanpa alasan.
  6. Luangkan waktu untuk anak bersama-sama, karena itu membentuk memori yang tak terganti.
  7. Dan jangan pernah berbohong, karena satu kebohongan bisa menghancurkan seribu kebaikan.

Rumah tangga tidak dibangun dalam sehari. Ia dibangun dari kerikil-kerikil kecil kepercayaan, dari pasir-pasir kesabaran, dari semen cinta yang terus direkatkan setiap hari. Ia akan kokoh bukan karena tidak pernah diterpa badai, tapi karena ada dua orang di dalamnya yang memilih untuk tetap tinggal, meski diterpa badai berkali-kali.

Karena pada akhirnya, pernikahan bukan tentang hidup tanpa masalah, tapi tentang bagaimana kita tetap saling menggenggam saat masalah datang. Maka, berjanjilah bukan hanya saat ijab kabul, tapi setiap hari, dalam tiap sikap, bahwa kamu akan tetap memilih pasanganmu—untuk bertumbuh, untuk berjuang, dan untuk saling menjaga hati.

Semoga rumah tangga kita, rumah tanggamu, rumah tangga siapa pun yang sedang berjuang hari ini… selalu dilingkupi rahmat, dikuatkan cinta, dan dijauhkan dari putus asa.

Serangan Udara Israel di Gaza Berlanjut, Korban Jiwa Meningkat

JAKARTAMU.COM | Serangan udara Israel di Jalur Gaza terus berlanjut pada Senin (21/4/2025), menyebabkan lebih banyak korban jiwa. Menurut...
spot_img

More Articles Like This