KUPANG, JAKARTAMU.COM | Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan alasan Indonesia berpotensi terlibat perang. Dia berharap situasi damai Indonesia tak membuat selutuh elemen bangsa terlena. Masyarakat wajib waspada karena tidak mudah menjaga negara sebesar Indonesia tetap utuh di masa krisis seperti saat ini.
Menurut Prabowo, Indonesia sangat mungkin terseret konflik kendati telah memposisikan diri untuk tidak memihak salah satu blok kekuatan politik maupun ekonomi dunia. Ini karena posisi strategis Indonesia, terutama untuk perdagangan global.
Bila tak disiapkan dengan baik dan matang, perang global yang berpotensi terjadi sangat mungkin melibas Indonesia.
Baca juga: Prabowo Sebut Budiman Sudjatmiko: Muhammadiyah Itu di Kiri sampai Kanan
”Menjadi pemimpin dalam kancah krisis perang itu masalah hidup dan mati. Kalau kalah dipermalukan atau dijajah,” ujar Prabowo dalam sambutan Pembukaan Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (4/12/2024).
Prabowo menegaskan sama sekali tidak menghendaki perang karena sifatnya yang merusak. Bisa menghancurkan seluruh negara dalam waktu singkat.
”Saya ini mantan jenderal, saya paham itu perang. Perang itu destruktf. Ibarat pohon butuh 15 tahun untuk tumbuh, negara hanya butuh 15 menit untuk tumbang. Negara berusia ratusan busa hancur dalam beberapa saat akibat perang. Kita bersyukur negara kita hari ini tidak dibom, Universitas Muhammadiyah masih berdiri utuh,” tutur mantan Danjen Kopassus itu.
Tetapi, Prabowo mengingatkan agar situasi ini tidak membuat bangsa Indonesia terlena. Sebab apa yang sedang terjadi di Timur Tengah, Eropa, juga Asia Timur memberi peringatan agar mengenai kewaspadaan tersebut.
Baca juga: Muhammadiyah-Badan Gizi Nasional Teken MoU Makan Bergizi Gratis
”Poinnya adalah jangan kita anggap damai itu adalah biasa. Jangan anggap kita tidak sedang menghadapi ancaman. Kenapa? Karena kita kaya,” kata dia.
Prabowo mengungkapkan Belanda, Spanyol, Portugis, dan Inggris datang dari dulu sampai sekarang karena kekayaan Indonesia. Selain itu, Indonesia adalah lalu perdagangan besar dunia yang strategis.
”Kita nonblok, tidak memihak dan menghormati semua negara. Itu mau kita.
Tapi faktanya 40% perdagangan dunia melewati lautan Indonesia, 70% energi Tiongkok. Korea, dan Jepang melewati perairan Indonesia. Bisakah Indonesia tidak terseret kalau terjadi perang besar?” kata Prabowo.
Karena itu, Prabowo mengingatkan bahwa waspada di masa damai adalah keharusan. Waspada agar jangan sampai kekayaan bangsa Indonesia mengalir keluar tanpa memperoleh sesuatu yang berharga bagi rakyat.
”Saya kira pelajaran di semua agama, termasuk Islam, kita bertanggung jawab atas keselamatan diri, keluarga, juga harta sendiri.Untuk itu kita membutuhkan kepemimpinan politik yang andal. Ini bukan hanya pemerntah, perlu ada jiwa besar dari semua masyarakat,” kata Prabowo.