Minggu, Februari 23, 2025
No menu items!

Prof Bunyamin: Ranting Muhammadiyah Itu Penting, Sayang Masih Ada yang Genting

Must Read
Miftah H. Yusufpati
Miftah H. Yusufpati
Sebelumnya sebagai Redaktur Pelaksana SINDOWeekly (2010-2019). Mulai meniti karir di dunia jurnalistik sejak 1987 di Harian Ekonomi Neraca (1987-1998). Pernah menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Majalah DewanRakyat (2004), Wakil Pemimpin Harian ProAksi (2005), Pemimpin Redaksi LiraNews (2018-2024). Kini selain di Jakartamu.com sebagai Pemimpin Umum Forum News Network, fnn.co.Id. dan Wakil Pemimpin Redaksi Majalah FORUM KEADILAN.

JAKARTAMU.COM | Prof Dr Bunyamin M.Pd.I mengingatkan peran vital cabang dan ranting sebagai ujung tombak dan fondasi bagi gerakan dakwah Muhammadiyah.

“Muhammadiyah adalah organisasi gerakan yang ujung tombaknya, selain kader, adalah ranting dan cabang,” ujar Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta yang Membidangi LPCR ini pada pengukuhan 7 (tujuh) Pimpinan Ranting di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Koja, Pimpinan Daerah Muhammadiyah Jakarta Utara pada hari ini, Ahad 16 Februari 2025.

Dia mengingatkan ranting menjadi denyut nadi dari Persyarikatan Muhammadiyah, yang menjadi basis utama bagi perkembangan dan keberlanjutan gerakan di berbagai wilayah. Dari ranting inilah, katanya, Muhammadiyah dapat berkembang hingga tingkat cabang, daerah, bahkan wilayah.

BACA JUGA: Muhammadiyah, Prof Bunyamin: Ibarat Pohon Sudah Menua, Akarnya Dikhawatirkan Semakin Menyusut

Pada Muktamar ke-45 di Malang tahun 2005, Muhammadiyah telah menetapkan revitalisasi cabang dan ranting sebagai salah satu prioritas program konsolidasi organisasi.

Lima tahun berjalan, tepatnya pada muktamar Muhammadiyah 1 abad yaitu Muktamar ke-46 tahun 2010 di Yogyakarta, kesadaran pentingnya cabang dan ranting tersebut dikokohkan dengan langkah strategis organisasi yaitu lahirnya Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR).

“Kini 20 tahun setelah pencanangan program revitalisasi cabang ranting maka sudah seharusnya kita sebagai pimpinan di semua level melihat dan mengevaluasi keberadaan dan kondisi Cabang ranting dari waktu ke waktu, sehingga gemuruh lagu RANTING ITU PENTING bukan hanya pada saat dinyanyikan tetapi juga harus bergemuruh dalam aktivitas ranting sesuai dengan fungsinya,” kata Bunyamin.

Selanjutnya Bunyamin menyampaikan bahwa hal yang paling mendasar harus dilakukan adalah memastikan bahwa seluruh cabang dan ranting melaksanakan Amanah AD/ART yakni Musyawarah Pimpinan. Dalam musyawarah itu ada pertanggungjawaban/laporan kegiatan periode yang lalu kemudian menetapkan program lima tahun mendatang dan terjadi regenerasi kepemimpinan.

BACA JUGA: Bunyamin Minta PCM Cilincing Gelar Baitul Arqam di Bulan Ramadan

“Jika hal ini berjalan dengan baik setiap periode itu pertanda organisasi ini sehat dan ada harapan fungsinya sebagai ujung tombak gerakan dakwah bisa berjalan namun sebaliknya jika musyawarah saja tidak bisa dilaksanakan, cabang ranting pada muncul saat akan Musyda apalagi Musywil maka dipastikan organisasi tersebut sakit,” ujarnya.

Dia mengibaratkan seperti halnya kita manusia jika dalam kondisi sakit maka mustahil bisa bergerak sesuai fungsinya, itu sunatullah.

Bunyamin menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada cabang khususnya ranting yang telah melaksanakan musyawarah sekaligus mendorong PCM dan PDM untuk terus mengawal pelaksanaan Musyawarah Ranting sesuai dengan ketentuan organisasai.

Salah satu indikasi organisasi modern Muhammadiyah harus tertib dan taat terhadap garis kebijakan Pimpinan Persyarikatan di atasnya. Apalagi terhadap keputusan-keputusan Muktamar adalah keniscayaan untuk kita pedomani bersama.

Bunyamin mengingatkan bahwa dari 253 ranting yang tersebar di 52 cabang dan 5 daerah di Jakarta, masih ada ranting-ranting yang belum musyawarah.

“Sesuai surat edaran/instruksi PWM DKI Jakarta, maka PDM dan PCM harus memastikan seluruh ranting yang ada di lingkungannya sudah musyawarah paling lambat akhir Februari 2025,” ujarnya.

“Jika tidak bisa terlaksana dengan berbagai macam cara maka kita sebagai Pimpinan Muhammadiyah di DKI Jakarta di semua level harus merasa malu dan siap mempertanggungjawabkannya baik secara organisasi maupun kepada Allah SWT dalam konteks amanah melaksanakan tanggung jawab,” lanjutnya.

BACA JUGA: 12 Tafsir Langkah Muhammadiyah tentang Budi Pekerti Menurut Prof Bunyamin

Dia menyebut jika sampai akhir Februari 2025 masih ada ranting yang belum musyawarah maka dikategorikan sebagai ranting genting. “Ini perlu dicarikan dokter spesialis untuk mengobatinya,” tuturnya.

Di akhir pembekalannya Bunyamin kembali mensosialisasikan tentang cabang, ranting, dan masjid unggul sesuai ketentuan LPCRPM PP Muhammadiyah.

“Jika organisasi kita ingin sehat sehingga bisa beraktivitas dengan normal maka harus berpedoman pada 24 kriteria cabang unggul, 19 ranting unggul, dan 15 masjid unggul,” katanya.

Kriteria-kriteria itu, dia mengingatkan, agar tidak dijadikan beban hingga memaksakan diri untuk terlaksana. “Nanti malah stress,” ujarnya.

Bermuhammadiyah itu harus tetap bergembira dengan menjaga irama semangat dan kesungguhan hingga secara bertahap namun pasti setiap kriteria itu dapat dipenuhi dengan bingkai keikhlasan dan demi dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar karena Allah SWT.

BACA JUGA: Prof Bunyamin: Junjung Tinggi Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah, dan Wathaniyah

Kisah Sr. Colleta: Biarawati Katolik Lulus PPG di UMS, Merajut Harmoni dalam Dunia Pendidikan

JAKARTAMU.COM | Kisah Sr. M. Colleta AK, S.Pd., Gr., seorang biarawati Katolik yang berhasil menyelesaikan Pendidikan Profesi Guru (PPG)...

More Articles Like This