Minggu, Maret 23, 2025
No menu items!
spot_img

Puasa dari Makanan Halal tetapi Berbuka dengan yang Haram

spot_img
Must Read

JAKARTAMU.COM | Ramadan adalah bulan yang penuh keberkahan. Di bulan ini, Allah ﷻ mewajibkan kita berpuasa untuk menahan diri dari makan, minum, dan segala yang membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, alangkah ironisnya jika seseorang menahan diri dari sesuatu yang halal—seperti makanan dan minuman—tetapi saat berbuka justru mengonsumsi sesuatu yang haram, seperti ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).

Seorang tabi’in yang mulia, Yahya bin Abi Katsir رحمه الله, berkata:

يَصُومُ الرَّجُلُ عَنِ الحَلَالِ الطَّيِّبِ (يَعْنِي الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ)، وَيُفْطِرُ عَلَى الحَرَامِ الخَبِيثِ: لَحْمِ أَخِيهِ (يَعْنِي الغِيبَةَ وَالنَّمِيمَةَ)

“Seseorang berpuasa dari yang halal dan baik (yakni makanan dan minuman), tetapi dia berbuka dengan yang haram dan buruk: memakan daging saudaranya (yakni dengan ghibah dan namimah).” (Al-Hilyah, Abu Nu’aim, 3/69)

Puasa yang Benar Bukan Hanya Menahan Lapar dan Dahaga

Rasulullah ﷺ mengingatkan bahwa puasa bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan dan perbuatan dari segala bentuk dosa. Beliau bersabda:

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan dosa, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Bukhari No. 1903)

Dari hadits ini, kita memahami bahwa hakikat puasa bukan hanya menahan diri dari makanan, tetapi juga menjaga hati, lisan, dan anggota tubuh dari segala bentuk maksiat.

Bahaya Ghibah dan Namimah

Di antara perbuatan yang dapat merusak pahala puasa adalah ghibah dan namimah. Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain yang ia sendiri tidak suka meskipun itu benar. Sedangkan namimah adalah mengadu domba untuk menimbulkan permusuhan.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an:

وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

“Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kamu suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentu kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini mengibaratkan ghibah seperti memakan daging saudara sendiri yang telah mati. Ini menunjukkan betapa keji dan kotornya perbuatan tersebut di sisi Allah ﷻ.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

الغِيبَةُ أَشَدُّ مِنَ الزِّنَا

“Ghibah itu lebih berat daripada zina.” (HR. Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman No. 5193, dinyatakan hasan oleh Al-Albani)

Hadits ini memberikan peringatan keras bahwa menggunjing orang lain bukanlah dosa ringan. Banyak orang menyepelekan ghibah dan namimah, padahal keduanya bisa menghapus pahala amal shalih, termasuk pahala puasa.

Puasa yang Sempurna adalah Menjaga Seluruh Anggota Tubuh

Seorang Muslim harus berusaha menjalani puasa dengan sempurna, yaitu dengan menjaga seluruh anggota tubuhnya:

  1. Menjaga mata dari melihat yang haram.
  2. Menjaga lisan dari berkata dusta, ghibah, dan namimah.
  3. Menjaga telinga dari mendengar hal yang tidak bermanfaat.
  4. Menjaga tangan dan kaki dari perbuatan maksiat.
  5. Menjaga hati dari iri, dengki, dan penyakit hati lainnya.

Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ الصِّيَامَ لَيْسَ مِنَ الأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ

“Puasa bukan hanya sekadar menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari ucapan yang sia-sia dan perkataan kotor.” (HR. Ibnu Hibban No. 3503, dinyatakan sahih oleh Al-Albani)

Berpuasalah dengan Hati dan Jiwa

Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang menahan diri dari segala keburukan. Jangan sampai kita berpuasa dengan tubuh, tetapi hati dan lisan kita berbuka dengan dosa.

Mari kita renungkan: Apa gunanya menahan diri dari sesuatu yang halal (makanan dan minuman), tetapi justru berbuka dengan sesuatu yang haram (ghibah dan namimah)?

Semoga kita termasuk orang-orang yang menjalankan puasa dengan sempurna dan mendapatkan keberkahan serta ampunan dari Allah ﷻ.

اللهم أعنّا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك

“Ya Allah, bantulah kami untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.”

Aamiin, ya Rabbal ‘alamin.

Dwi Taufan Hidayat

spot_img

CERPEN: Sebungkus Kerang dan Doa di Ujung Senja

Oleh: Dwi Taufan Hidayat Angin sore menggugurkan debu jalanan, menyapu helai rambut kusut seorang bocah yang duduk di trotoar. Di...

More Articles Like This