Oleh Dwi Taufan Hidayat
Tutur Kata yang Menyejukkan
Tutur kata bagai cahaya,
menyinari jiwa yang gulita,
ia bukan sekadar suara,
tapi penawar luka yang ada.
Lihatlah Rasul, utusan mulia,
tak pernah mengutuk, tak pernah mencela,
melainkan tutur yang lembut dan bijak,
membawa kasih, menghapus resah.
Sebait kata mampu menyejukkan,
lebih berharga dari harta yang ditimbun,
sebab ia sedekah yang tak kasat mata,
namun berat dalam timbangan surga.
Jika neraka mengancam langkah,
cukup dengan kata yang indah,
karena senyum dan ucap yang santun,
mampu menjauhkan siksa yang perih.
Di surga ada kamar berkilauan,
diperuntukkan bagi yang bertutur menawan,
bagi yang hatinya penuh kasih,
dan lisannya tak pernah menyakiti.
Maka jagalah tuturmu, wahai sahabat,
ucapkan yang baik, tebarkan rahmat,
semoga Allah limpahkan berkah dan rida,
serta umur panjang dalam kebaikan yang nyata.
Doa di Pagi Ahad
Di pagi Ahad yang cerah berseri,
kusampaikan doa setulus hati.
Ya Allah, Engkau Maha Pengasih,
limpahkan rahmat tiada terganti.
Muliakanlah mereka yang membaca,
lapangkan dada, tenangkan jiwa.
Sehatkan raga, kuatkan langkah,
bahagiakan keluarga dalam berkah.
Jadikan anak-anak penyejuk hati,
tumbuh dalam iman suci nan murni.
Rezeki lapang seluas samudra,
mengalir berkah tiada terkira.
Mudahkan urusan, penuhi harapan,
jauhkan derita, musibah, fitnah.
Sucikan lisan dari nista dan prasangka,
hindarkan dari nestapa dunia.
Terimalah amal yang ikhlas dipahat,
cahaya iman tak redup tak surut.
Hingga kelak di negeri akhirat,
Engkau tempatkan di surgaMu yang kudus.
Di Antara Cahaya dan Bayang
Malaikat tak pernah keliru,
titahnya suci, lurus tak buntu.
Setan tak pernah jujur berkata,
menggoda hati, menanam dosa.
Sedang kita di antara dua,
kadang cahaya, kadang gulita.
Bisa benar, bisa tersesat,
hidup menguji, nurani syarat.
Maka jangan tajam menyalahkan,
jika khilaf adalah kepastian.
Saling mengingat, saling menuntun,
agar langkah tak jatuh turun.
