Senin, Maret 31, 2025
No menu items!
spot_img

PUISI: Doa, Cahaya yang Tersembunyi, Ketidaksempurnaan, dan Kelembutan

Must Read

Doa di Pagi Kamis

Alhamdulillah, pagi menyapa,
hembusan rahmat luruh ke dada.
Semoga umur tetap bermakna,
dalam berkah yang tiada reda.

Duhai Allah, Sang Maha Kasih,
limpahkan sehat di tiap detik.
Bagi yang lemah, angkat pedih,
hapus derita, sirnakan sakit.

Jalan kehidupan penuh ujian,
bimbing langkah ke ridha-Mu.
Taufik-Mu suluh di kegelapan,
hidayah-Mu terang menuju restu.

Kamis cerah mengajak berlari,
menjalin semangat, tebar bahagia.
Sejahtera hati, damai nurani,
melangkah pasti dalam doa.

Aamiin.

Sempurna dalam Ketidaksempurnaan

Saudaraku, dengarlah sejenak,
Kesempurnaan bukanlah puncak.
Ia fatamorgana yang terus berlari,
Meninggalkan hati tak pernah pasti.

Mengejar rupa tanpa cela,
Hanya membuat jiwa terluka.
Sebab manusia tak dicipta sempurna,
Tapi untuk belajar, untuk bertakwa.

Musibah datang bukan sia-sia,
Ia titipan, ia cahaya.
Siapa yang sabar, siapa yang syukur,
Allah tuntun hatinya makmur.

Terimalah rapuh yang kau miliki,
Lengkapi dengan apa yang kau beri.
Sebab tak ada tangan yang bisa sendiri,
Manusia butuh sesama, saling melengkapi.

Lebih baik dari hari ke hari,
Itulah hakikat diri sejati.
Bukan menjadi tanpa celah,
Tapi terus berusaha dalam ridha-Nya.

Pendengaran, penglihatan, hati yang bicara,
Semua karunia, tak terhitung jumlahnya.
Namun sedikit yang benar-benar sadar,
Bahwa syukur adalah jalan yang benar.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah,
Yang masih kau dustakan wahai manusia?
Bersyukurlah atas yang kau punya,
Karena di situlah letak sempurnanya.

Cahaya yang Tersembunyi

Di jalan sunyi seorang dermawan,
Tangannya menabur kebaikan,
Diberinya zakat dengan penuh iman,
Meski tak tahu siapa penerima yang datang.

Ia sangka miskin, nyatanya kaya,
Namun hatinya tetap lapang terbuka,
Sebab niatnya lillahi ta’ala,
Pahala tak luruh, tetap mengalir jua.

Teringat sabda Rasul tercinta,
Tentang sedekah yang tak sia-sia,
Meski tersampaikan pada yang mampu,
Allah menilai dari niat yang utuh.

Maka jangan ragu, wahai jiwa,
Dalam memberi, jangan menunda,
Karena ikhlaslah yang menakar pahala,
Bukan hitungan dunia yang fana.

Namun rahasia lebih mulia,
Di antara siang dan cahaya,
Tangan kiri tak tahu yang kanan memberi,
Tersembunyi di balik tabir nurani.

Kelak di hari tanpa perlindungan,
Saat semua berdiri dalam penghakiman,
Tujuh insan di bawah naungan,
Salah satunya, sang dermawan yang merahasiakan.

Maka berilah dengan hati bersih,
Tak perlu dunia menjadi saksi,
Karena di langit, di sisi Ilahi,
Amalmu terjaga, abadi berseri.

Mahkota Kelembutan

Dalam teduh langit yang membentang,
Ada cahaya yang tak pernah padam,
Bukan kilauan emas atau permata,
Namun kelembutan yang bersemayam di dada.

Ilmu diraih dengan tekun belajar,
Bukan sekadar dengar lalu bersandar,
Begitu pula sabar yang berharga,
Dilatih jiwa hingga terbiasa.

Luasnya akal, jernihnya pandang,
Tak tergesa menilai, tak mudah bimbang,
Ditimbangnya dulu sebelum bertindak,
Agar tak sesal di ujung jejak.

Namun lebih dari sekadar pikir,
Adalah jiwa yang lapang nan mahir,
Tak mudah marah, tak lekas membalas,
Menundukkan nafsu dengan ikhlas.

Wahai insan, hiasilah diri,
Dengan hilm yang Allah sukai,
Karena marah hanyalah api,
Yang membakar hati sendiri.

Tenanglah dalam badai derita,
Lembutlah meski dunia menggoda,
Sebab yang kuat bukan yang berteriak,
Namun yang mampu menahan gejolak.

Self-Healing: Kunci Kesehatan Holistik Melalui Meditasi dan Hipnoterapi

JAKARTAMU.COM | Apakah Anda sering mengalami sulit tidur, stres berkepanjangan, atau gangguan kesehatan yang sulit sembuh? Apakah Anda merasa...

More Articles Like This