Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Ya Allah, Pengasih, Penyayang abadi,
Di hari Selasa, kami memohon restu-Mu yang tak terperi.
Limpatkan ilmu yang bermanfaat, rizki halal nan berlimpah,
Agar amalan kami diterima, menjadi bekal di akhir sana.
Pagi ini, jadikanlah pembuka jalan yang lapang,
Mudahkan urusan kami, lancarkan setiap langkah.
Bagi yang sakit, sembuhkanlah dengan kasih-Mu,
Kembalikan kesehatan, kuatkan jiwa dan raga mereka yang rindu.
Selamat pagi, saudaraku, semangat mengalir dalam doa,
Sukses menyertai, rahmat-Mu selalu menyapa.
Aamiin, Ya Rabbal Aalamiin, kabulkanlah harapan ini,
Dalam ikhtiar dan tawakal, kami berserah pada-Mu nanti.
Dari Hujan Kita Belajar
Dari hujan kita belajar,
Bukan sekadar melihat yang jatuh,
Tapi apa yang akan tumbuh,
Setiap tetes membawa harapan baru.
Musibah datang tanpa kita pinta,
Namun bisa jadi kebaikan yang tertunda,
Sebagai ujian dari Sang Pencipta,
Bukan hanya bagi yang lalai, tetapi bagi yang setia.
Ujian adalah sunnatullah,
Yang berlaku pada setiap jiwa,
Pada yang bertakwa dan yang beriman,
Setiap langkah ada rintangan.
Semakin tinggi derajat di sisi-Nya,
Semakin berat ujian yang datang,
Namun dalam cobaan, kita diuji,
Keimanan dan ketabahan yang terasah.
Rasulullah mengingatkan kita,
“Barang siapa yang dikehendaki kebaikan,
Allah akan menimpakan musibah padanya,”
Karena di baliknya ada kemuliaan yang terpendam.
Jadi, setiap musibah bukanlah akhir,
Melainkan awal dari penguatan diri,
Dalam kepasrahan kita belajar,
Bahwa setiap ujian adalah rahmat tersembunyi.
Kesederhanaan dalam Hati
Hidup itu sederhana, kita yang merajut rumit,
Menyulam keraguan, mengubur ketentraman hati.
Tanyalah pada jiwa, saat fajar menyingsing,
Apakah langkah ini mendekat, atau justru menjauh dari-Nya?
Kebaikan adalah pelangi setelah hujan,
Menenangkan jiwa, meneduhkan kalbu yang resah.
Dosa adalah bayang yang mengganggu,
Membuat hati ragu, takut terlihat oleh mata.
Rasul bersabda, mintalah fatwa pada hatimu,
Kebaikan adalah apa yang menenangkan,
Dosa adalah apa yang membuatmu bimbang,
Meski dunia berkata, “Ini tak mengapa.”
Akhlak yang baik adalah mahkota,
Membawa ketenangan, melapangkan dada.
Bergaul dengan manusia, penuh kasih sayang,
Hidup pun terasa ringan, tak lagi berat dipikul.
Tapi hati yang lurus, bila dosa mendekat,
Akan gemetar, takut terlihat oleh mata.
Sedangkan orang fasik, bangga dengan kesalahan,
Mereka terlena, hingga istidraj menghampiri.
Allah berfirman, ketakwaan ada di hati,
Bukan di harta, bukan di jabatan yang tinggi.
Bila dunia melimpah, tapi maksiat merajalela,
Itulah jebakan, istidraj yang mengancam.
Hidup ini sederhana, jangan kau buat rumit,
Jalani dengan ikhlas, penuh syukur dan tawakal.
Kegagalan dan kehilangan, adalah guru yang bijak,
Lebih baik dari pada terlena, menjadi budak dunia.
Ya Allah, karuniakanlah hidayah-Mu,
Agar kami istiqamah, tawadhu’ di jalan-Mu.
Jadikan hidup kami sederhana, penuh makna,
Meraih ridha-Mu, hingga akhir masa.
Aamiin, Ya Rabbal ‘Alamin.