Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Alhamdulillah, fajar berseri,
membawa harap di ufuk pagi.
Doa melangit, hati berseri,
memohon rahmat tak henti-henti.
Wahai Pemilik segala kuasa,
panjangkan umur dalam barakah.
Hiasi hidup dengan anugerah,
taufik, hidayah, rahmat dan berkah.
Bagi yang sakit, angkat derita,
pulihkan raga, kuatkan jiwa.
Bagi yang lemah, beri cahaya,
agar semangat tak pudar jua.
Ya Allah, Engkau Maha Pengasih,
bimbing langkah di jalan bersih.
Kabulkan doa yang tulus bersimpuh,
agar hidup kian teduh dan utuh.
Kamis pagi, semangat membara,
menjalin ikhlas dalam berkarya.
Sehat, bahagia, rezeki lapang,
dalam lindungan-Mu yang tak terbatas panjang.
Aamiin.
Syukur dan Istighfar
Dalam hening subuh yang sejuk berbisik,
terbitlah fajar dengan cahaya yang apik.
Nikmat berlimpah mengalir mesra,
namun berapa yang sadar dan bersyukur pada-Nya?
Manusia sering merasa berjaya,
mengira usaha semata yang membawa bahagia.
Padahal di balik langkah yang mudah,
ada tangan-Nya yang menghamparkan anugerah.
Syukur bukan sekadar kata,
ia cahaya yang menyinari jiwa.
Mengakui bahwa setiap hembusan nafas,
adalah pemberian, bukan sekadar bebas.
Allah berfirman penuh kasih,
“Jika kalian bersyukur, pasti Kutambah lebih.”
Namun jika angkuh menampik anugerah,
azab mengintai dalam murka yang megah.
Istighfar, cahaya di gelapnya dosa,
membasuh noda, menenangkan jiwa.
Ia benteng dari murka yang pedih,
menjadi jalan menuju kasih yang bersih.
Nabi mengingatkan dengan penuh cinta,
“Siapa yang bersyukur atas yang sedikit,
maka ia akan bersyukur atas yang banyak.”
Namun siapa yang lupa dan tamak,
takkan puas meski dunia ditumpuk di tangan rak.
Maka tengadahlah dalam rendah hati,
syukur dan istighfar sebagai pelita diri.
Jangan tamak, jangan angkuh,
karena semua milik-Nya, kita hanya menumpang singgah.
Ya Allah, tetapkan kami dalam syukur,
jauhkan kami dari takabur.
Istighfar senantiasa di bibir,
agar selamat di dunia dan akhir.
Pelangi di Balik Hujan
Di lembah sunyi derita mendera,
langit kelabu, angin pun lara.
Namun ingatlah, wahai jiwa yang lelah,
setiap luka ada obatnya sudah.
Kesulitan bukan akhir cerita,
ia titian menuju cahaya.
Allah berjanji dalam firman-Nya,
“Bersama kesulitan, ada kemudahan tiba.”
Jika nestapa merayap di dada,
dan dunia terasa sempit tak terkira,
ingatlah, meski masuk lubang gelap,
kemudahan akan datang menyusul cepat.
Musibah, sakit, beban yang berat,
bukanlah kutukan yang tiada manfaat.
Mereka adalah ujian dalam kasih,
agar hati kembali pada-Nya bersih.
Rasul bersabda dengan penuh cinta,
“Sesudah kesulitan, ada kelapangan nyata.”
Maka bersabarlah, janganlah ragu,
karena fajar terbit setelah malam berlalu.
Ya Allah, kuatkan kami dalam cobaan,
anugerahi sabar di tiap ujian.
Bimbing langkah di jalan takwa,
hingga kami lulus dengan hati bahagia.
Aamiin.