Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Ya Allah, Kau Maha Pengasih,
Kasih-Mu tak pernah letih.
Di pagi Selasa yang Engkau beri,
Kami meminta dengan hati berseri.
Limpahkan ilmu yang bermanfaat,
Sebagai cahaya yang tak tersumbat.
Rizki halal berlimpah datang,
Menjadi berkah, bukan petaka yang bimbang.
Lapangkan jalan, mudahkan langkah,
Agar usaha tak patah dan lelah.
Terimalah amal yang kami bawa,
Sebagai titian menuju surga-Mu jua.
Sembuhkan yang Engkau uji,
Agar sehat kembali, hati berseri.
Teguhkan kami dalam ikhtiar,
Dalam ridha-Mu, kami bersandar.
Selamat pagi wahai saudara,
Berjalanlah dengan doa dan asa.
Semoga sukses menyertai,
Dalam rahmat-Mu, kami bernaungi.
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Akhir yang Kita Tinggalkan
Saat hujan menitik lembut ke bumi,
awan pun usai menunaikan janji.
Hijau dedaunan meminum rezeki,
menumbuhkan harapan di hati suci.
Sungai berliku menuju muara,
menyatu dalam samudera yang lega.
Mengalirkan kisah dalam buih putih,
melepas beban, menemukan letih.
Mentari tenggelam di batas senja,
menutup hari dengan cahaya reda.
Setelah lelah menyinari semesta,
ia berserah pada takdir-Nya.
Semua ada waktunya,
tertentu kadar dan takarannya.
Tak akan maju, tak akan mundur,
hanya patuh pada kehendak takdir.
Saudaraku,
hidup ini titipan semata,
usia rahasia, tak bisa disangka.
Datang tanpa janji, pergi tanpa tanda,
meninggalkan dunia yang fana.
Maka apa yang telah kita siapkan?
Harta tak mampu menjadi teman,
wajah rupawan lenyap di zaman,
hanya amal yang jadi pegangan.
Duhai Pemilik jiwa,
bimbing kami di jalan-Mu jua.
Agar kelak saat maut menyapa,
hati ini sabar, ikhlas, dan rela.
Husnul khatimah, impian mulia,
penutup perjalanan yang berharga.
Tetap istiqamah, teguh percaya,
hingga ridha-Mu menyambut di surga.
Aamiin, ya Rabbal ‘Alamin.
