Selasa, Februari 25, 2025
No menu items!

PUISI: Doa di Senin Pagi, Perjanjian Luhur di Alam Roh

Must Read

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

Ya Allah, wahai Yang Maha Pemurah,
Anugerahkan hari penuh berkah,
Langkah kami tuntun dengan hikmah,
Hingga ridha-Mu menaungi arah.

Bimbinglah mata melihat cahaya,
Di jalan lurus tanpa nista,
Lidah kami jaga dari dusta,
Hanya kejujuran yang menguar nyata.

Gerakkan tangan untuk menolong,
Kaki melangkah menuju sembah,
Hati penuh kasih, tak berserong,
Hidup terjalin dalam ibadah.

Ya Rozzaq, limpahkan rezeki,
Halal, suci, penuh arti,
Agar kami berbagi kasih,
Pada yang lemah, yang bersedih.

Jadikan keluarga warna pelangi,
Indah berseri dalam harmoni,
Tanpa benci, tanpa iri,
Dalam damai yang tak terhenti.

Angkat sakit, hapus derita,
Gantikan sehat yang sempurna,
Usia tersisa jadikan makna,
Bermanfaat hingga akhir masa.

Husnul khotimah harapan kami,
Bersama di surga bertemu lagi,
Ya Rabb, kabulkanlah doa suci,
Dalam kasih-Mu kami abadi.

Perjanjian Luhur di Alam Ruh

Sebelum cahaya menyentuh dunia,
sebelum tangis pecah di dada,
ruh-ruh kita telah bersua,
di hadapan Tuhan, bersumpah setia.

“Bukankah Aku Tuhanmu?” firman-Nya lantang,
tanpa ragu, kita menjawab tenang,
“Balaa syahidnaa,” janji terucap,
saksi langit, saksi malam gelap.

Dari sulbi Adam, kami terpanggil,
lahir terikat janji yang adil,
rezeki, ampunan, kasih tercurah,
jika taat, takkan tersesat arah.

Namun manusia mudah lupa,
terpedaya dunia, buta makna,
menggenggam fana, melupa azali,
mengkhianati janji yang suci.

Maka diutuslah para utusan,
mengingatkan titah, menggugah iman,
agar di hari penghakiman tiba,
tiada dusta, tiada alasan tersisa.

Wahai diri, sadar dan ingatlah,
janji yang luhur, jangan berubah,
sebab kelak, di hari akhir,
tak ada tebusan, tak ada takbir.

Kesungguhan Meraih Ridha-Nya

Di hamparan langit, di bumi yang luas,
Allah berfirman, penuh makna yang jelas:
“Bersungguh-sungguhlah, wahai hamba-Ku,
Niscaya Kami tunjukkan jalan yang lurus.”

(وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا)
Ayat-Nya mengalun, penuh pesan mulia,
Bersungguh-sungguh, kunci meraih bahagia.
Dengan segenap hati, dengan sepenuh jiwa,
Ridha-Nya yang dicari, cita tertinggi nan mulia.

Bersabar dalam ibadah, tekad tak goyah,
(فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ)
Allah Rabb semesta, tiada tandingan-Nya,
Hanya kepada-Nya, hati berserah sepenuhnya.

Jihad yang hakiki, perjuangan sejati,
(وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ)
Bukan sekadar kata, tapi tindakan nyata,
Menghadang rintangan, dengan iman yang kokoh berdiri.

Kesungguhan adalah kekuatan jiwa,
Membuat hati teguh, tak mudah terlena.
Tak gentar pada badai, tak takut pada cela,
Hanya pada Allah, hati bersimpuh dan berserah.

Rasul bersabda, penuh hikmah nan dalam,
“Mukmin yang kuat, lebih dicintai Allah Yang Maha Rahman.”
(اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ)
Bersungguh-sungguhlah, jangan pernah lemah,
Mohonlah pertolongan-Nya, dalam setiap langkah.

Subulussalam, jalan keselamatan,
Untuk hamba yang tulus, penuh kesungguhan.
Manisnya iman, buah dari keteguhan,
Mengantarkan diri, ke surga penuh kenikmatan.

Maka, saudaraku, tetaplah bersabar,
Dalam kesungguhan, jangan pernah lelah berikhtiar.
Ridha-Nya tujuan, cita tertinggi nan mulia,
Semoga Allah karuniakan, hidayah dan taufik-Nya.
Aamiin Ya Rabb, penuh harap dan doa.

Konspirasi Yahudi: Kisah Inggris Menolak Ajakan Hitler Menghadapi Pemilik Modal

JAKARTAMU.COM | Adolf Hitler (1889 – 1945) adalah Ketua Partai Nazi atau Partai Pekerja Jerman Sosialis Nasional. Tokoh kelahiran...

More Articles Like This