Rabu, Maret 5, 2025
No menu items!

PUISI: Doa, Jaga Hati, dan Pintu Ar-Royyan

Must Read

Doa di Pagi Rabu

Di pagi Rabu yang penuh cahaya,
Kupanjatkan doa dengan rasa hamba.
Ya Rabb, ampunilah dosa-dosa kami,
Juga ayah bunda, keluarga, sahabat sejati.

Anugerahkan umur yang penuh berkah,
Sehat, selamat, jauh dari musibah.
Tunjukkanlah jalan yang Engkau ridai,
Lurus dan terang tanpa tersesat lagi.

Jadikan syukur tertanam di hati,
Atas nikmat-Mu yang tak terhitung lagi.
Limpahkan kebaikan dunia akhirat,
Jauhkan kami dari siksa yang berat.

Ya Allah, Engkau Maha Pemurah,
Pada-Mu kami berserah dan pasrah.
Terimalah doa yang kami panjatkan,
Dalam rahmat-Mu kami berharap bertahan.

Pintu Ar-Royyan

Di surga nan tinggi, delapan pintu terbentang,
Satu di antaranya, Ar-Royyan bersinar terang.
Khusus bagi mereka yang setia berpuasa,
Menahan dahaga, mengejar ridha Yang Maha Kuasa.

Ketika hari kiamat tiba, suara memanggil,
“Di mana orang-orang yang berpuasa, yang sabar dan tawakal?”
Mereka bangkit, melangkah dengan hati tenang,
Masuk lewat pintu itu, tiada lagi keresahan.

Pintu tertutup rapat, tak ada yang bisa menyusul,
Hanya mereka yang berpuasa, meraih janji yang mulia.
Amalan puasa, hanya untuk Allah semata,
Dia yang membalas, dengan pahala tiada tara.

“Jika kau tinggalkan sesuatu karena-Ku,” firman-Nya,
“Aku ganti dengan yang lebih baik, takkan sia-sia.”
Puasa adalah rahasia antara hamba dan Tuhannya,
Tak terlihat oleh mata, tapi terasa di jiwa.

Sepuluh hari pertama, awal perjuangan,
Mari kita manfaatkan, penuh kesungguhan.
Semoga Allah mudahkan langkah kita,
Masuk Ar-Royyan, meraih surga yang abadi.

Jagalah Hati

Hati yang lalai, amal pun layu,
Mengabaikan akhirat, dunia jadi bayu.
Rasul bersabda, “Dahulukan yang kekal,”
Akhiratlah tujuan, dunia hanya sandaran sementara.

“Barang siapa cinta dunia, akhiratnya terluka,”
Firman-Nya jelas, dalam Al-Qur’an terpancar cahaya.
Terkutuklah mereka yang terbenam dalam dusta,
Lalai dan bodoh, jauh dari cahaya Ilahi.

Orang yang akhirat jadi niat,
Hatinya kaya, meski dunia tak berlimpah.
Dunia tunduk, hina di hadapannya,
Karena ridha Allah, menjadi tujuannya.

Dunia fana, akhiratlah yang abadi,
Qana’ah mengajar, terima pemberian Ilahi.
Ridha-Nya lebih utama dari nafsu duniawi,
Surga menanti, kenikmatan tiada tara.

Kematian bukan akhir, tapi awal pertemuan,
Dengan Sang Kekasih, penuh kerinduan.
Orang cerdas adalah yang selalu ingat mati,
Visi jauh ke depan, melintasi batas dunia ini.

Jasad letih, banting tulang menundukkan dunia,
Tapi hati tetap terpaut pada Sang Maha Kuasa.
Harta dan kuasa, bukan untuk zalim,
Tapi sarana kembali, menuju ridha-Nya yang abadi.

Rasul berdoa, “Perbaiki agamaku, duniaku, akhiratku,”
Jadikan hidup penuh kebaikan, mati sebagai istirahatku.
Ibnu Qayyim berkata, “Kefakiran atau kekayaan,”
Bersabar atau bersedekah, keduanya ujian.

“Allah tak ciptakan kita untuk bersedih,”
Tapi untuk kembali, saat hati hancur berantak.
Jagalah hati, agar selalu mengingat akhirat,
Meraih ridha-Nya, dalam setiap langkah dan niat.

Nikita Mirzani dan Asisten Ditahan: Dugaan Pemerasan Rp4 Miliar terhadap Dokter Kecantikan

JAKARTAMU.COM | Aktris kontroversial Nikita Mirzani dan asistennya, Mail Syahputra, resmi ditahan oleh Polda Metro Jaya terkait dugaan pemerasan...

More Articles Like This