Doa di Hari Jumat
Di hari Jumat yang penuh berkah,
kudekap rindu dalam lantunan indah.
Ampuni kami, wahai Pengasih,
dosa yang melekat, noda yang bersilih.
Untuk ayah bunda, keluarga tercinta,
sahabat setia dalam suka dan duka,
limpahkan rahmat tanpa jeda,
sehat dan selamat dalam segenap masa.
Tunjuki kami jalan terang,
lurus, penuh ridho yang Kau bentang.
Jadikan syukur hiasan jiwa,
tak lalai atas nikmat yang melimpah ruah.
Kebaikan dunia kami pinta,
akhirat yang damai dalam cahaya.
Jauhkan kami dari pedih siksa,
panas neraka, fitnah yang menggoda.
Bila ajal mengetuk gerbang,
jadikan sujud akhir yang tenang.
Husnul khotimah kami harapkan,
menuju perjumpaan yang Kau janjikan.
Ya Rabb, cukupkan bekal di saat panggilan,
izinkan kami pulang dalam keimanan.
Bersua dengan-Mu, Ya Ilahi,
bersama Rasul, di surga abadi.
Rindu yang Terlupakan
Katamu kau rindu Ramadhan,
tapi mengapa puasamu enggan dijalankan?
Katamu kau rindu cahaya Al-Qur’an,
tapi lembarannya tetap kau abaikan?
Katamu kau rindu sejuknya tarawih,
tapi langkahmu berat menuju masjid nan bersih.
Katamu kau rindu pahala berlimpah,
tapi amal shalih pun engkau tinggalkan dengan mudah.
Sungguh aneh manusia, penuh kontradiksi,
merindu sebelum tiba, melupa saat menjelang pergi.
Kala Ramadhan masih jauh, engkau impikan,
saat ia datang, engkau abaikan.
Nikmat di depan mata sering terabaikan,
baru tersadar kala ia telah hilang.
Begitulah manusia yang tak menghargai,
kesempatan yang Allah beri dengan kasih suci.
Maka ingatlah sabda mulia:
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima tiba”
Masa muda sebelum renta menghampiri,
Masa sehat sebelum sakit melumpuhi,
Masa kaya sebelum miskin mendekap,
Masa luang sebelum sibuk menjerat,
Hidupmu sebelum ajal menjemput rapat.
Jika di bulan suci engkau tak semangat,
di bulan lain jangan harap sempat.
Jika di waktu sehat engkau bermalas,
di kala sakit tak mungkin kuat bernafas.
Jangan tunggu esok untuk bertakwa,
karena maut tak pernah memberi tanda.
Jangan tunggu mati untuk kembali,
karena taubat tak diterima di penghujung hari.
Wahai jiwa yang masih bernyawa,
sadarilah sebelum segalanya sirna.
Ramadhan adalah tamu istimewa,
sambutlah dengan taat dan cinta.
Malam Seribu Cahaya
Dalam sunyi yang syahdu nan damai,
datanglah malam penuh kemuliaan,
Lailatul Qadar, hadiah Ilahi,
lebih indah dari seribu bulan.
Langitnya berselimut sejuk nan tenang,
rembulan berpendar lembut bercahaya,
tak ada panas, tak ada dingin,
hanya rahmat yang turun membahana.
Malaikat turun bawa ampunan,
membawa rahmat, menghapus dosa,
pintu langit terbuka lebar,
bagi hati yang tunduk dan berserah.
Bertasbihlah dalam hening malam,
lantunkan doa, sujudkan raga,
karena siapa yang teguh berjaga,
dihapus dosanya, dijaga Tuhannya.
Tapi siapakah yang benar mendapatnya?
Hati yang lembut, jiwa yang tenang,
air mata jatuh tanpa sebab,
itulah tanda salam dari Jibril.
Maka jangan biarkan ia berlalu,
tanpa dzikir, tanpa rindu,
sebab hanya bagi yang bersungguh-sungguh,
malam ini menjadi saksi penuh restu.
اللهم بلغنا ليلة القدر
Ya Allah, pertemukan kami dengan malam-Mu yang penuh cahaya.
Ya Hayyu Ya Qayyum
Di langit tinggi nan tanpa batas,
nama-Mu bergema dalam dzikir ikhlas.
Ya Hayyu, Yang Kekal Abadi,
Ya Qayyum, Pemilik segala kendali.
Tak pernah lelap, tak pernah lelah,
Engkau mengurus tanpa jeda, tanpa salah.
Dari zarah kecil hingga semesta luas,
segala terjaga dalam kuasa-Mu yang tegas.
Kala lemah hati merintih sendu,
kusandarkan harap hanya pada-Mu.
Ya Hayyu, teguhkan langkahku,
Ya Qayyum, bimbing setiap jalanku.
Dalam gelap doa kuangkat tinggi,
dengan nama-Mu yang Maha Luhur nan suci.
Segala resah, segala duka,
Engkau angkat dengan kasih dan cinta.
Maka dalam sujud kupanjatkan pinta,
jangan biarkan ku sendiri walau sekejap mata.
Perbaikilah urusanku dengan rahmat-Mu,
Ya Hayyu Ya Qayyum, hanya pada-Mu ku berserah selalu.
