Kamis, Maret 6, 2025
No menu items!

PUISI: Doa, Ujung Pengkhianatan, Terlunta di Siang Ramadan

Must Read

Doa di Pagi Kamis

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

Alhamdulillah, fajar merekah,
cahaya pagi menyapa ramah.
Doa mengalun dalam sukma,
memohon berkah sepanjang masa.

Ya Allah, limpahkan rahmat-Mu,
sehatkan tubuh, kuatkan kalbu.
Bagi yang sakit, beri kesembuhan,
bagi yang lelah, beri keteguhan.

Langkah kami di hari ini,
semoga penuh arti dan ridha Ilahi.
Sejahtera, bahagia, penuh semangat,
dalam naungan rahmat yang tiada tamat.

Selamat pagi, wahai saudara,
jalani hari dengan jiwa membara.
Semoga Allah kabulkan doa,
luruskan langkah menuju surga.

Puasa, Cahaya di Siang Ramadhan

Tatkala fajar mulai merekah,
Puasa menyeru dengan indah.
Menahan lapar, menahan dahaga,
Menguji diri, membersih jiwa.

Namun di sudut kota yang sunyi,
Asap mengepul di tengah hari.
Warung terbuka, pintu tersingkap,
Godaan merayu, iman pun tersergap.

Puasa terang, ia perintah,
Meninggalkannya adalah cela dan salah.
Jika jembatan menuju yang terlarang,
Dibiarkan tegak, pantaskah tenang?

Takkan berkurang rezeki Tuhan,
Yang taat diberi kemudahan.
Bukan di siang, tapi di senja,
Berbuka, bersahur, ladang pahala.

Maka tutuplah di waktu terang,
Bukalah kala malam menjelang.
Hormatkan suci bulan Ramadhan,
Agar berkah tak terhalang.

Negeri di Ujung Penghianatan

Di atas ladang emas hitam,
janji mengalir bagai aliran sungai malam.
Tapi di balik pipa yang berkarat,
ada dusta yang mereka sekat.

Dibeli mahal, dijual murah,
RON berkurang, untung bertambah.
Rakyat membayar dengan keyakinan,
tapi yang didapat sekadar tipuan.

Triliunan lenyap ke lorong gelap,
mengalir ke meja para pejabat.
Direktur tersenyum, menteri bertepuk,
istana berpesta, rakyat tercekik.

Mereka bilang ini takdir,
tapi tapak kaki mereka berjejak licik.
Mereka bilang ini demokrasi,
tapi suara hanya gema di ruang sunyi.

Hukum menunduk di hadapan raja,
pengadilan lumpuh oleh kuasa.
Satu juta turun, seribu bangkit,
badai menggulung istana yang sempit.

Dengar, wahai yang duduk di tahta,
tak selamanya dusta bertahta.
Jika malam terlalu lama kelam,
maka fajar akan datang dengan murka!

Terlupa, Terlunta

Dalam riuh dunia yang fana,
banyak hati larut, lupa, dan alpa.
Menumpuk harap pada fatamorgana,
sementara akhirat kian terlupa.

Hari datang, janji pun nyata,
langit terbelah, bumi meronta.
Tiada tempat untuk lari,
tiada ruang untuk kembali.

Dulu kau berpaling, kini terlunta,
Allah pun berpaling, tiada cahaya.
Siksa abadi merangkul jiwa,
dalam penyesalan yang tiada reda.

Sedang mereka yang teguh ingat,
dalam sujud, dalam taat,
Allah pun menjaga erat,
menganugerahi nikmat yang tak tersirat.

Maka renungkan, wahai insan,
tiada dzalim di sisi Tuhan.
Hanya amal yang kau tanam,
akan kembali dalam timbangan.

Trump Ancam Warga Palestina di Gaza: Kalau Kalian Tangkap Tawanan, ‘Kalian Mati’

JAKARTAMU.COM | Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan ancaman terhadap Hamas dan rakyat Gaza sebagai bagian dari tuntutan...

More Articles Like This