Jumat, April 18, 2025
No menu items!

PUISI: Jembatan Jiwa, Hati yang Berbicara, Penuh Berkah, dan Tak Tergoyahkan

Must Read

Silaturahmi, Jembatan Jiwa

Mabruk! Teriring salam nan suci,
Silaturahmi, cahaya abadi.
Tak perlu harta, tak perlu mahkota,
Cukup berkunjung, berjumpa mesra.

Langkah ringan mengetuk pintu,
Senyum terhampar, hati pun bersatu.
Dalam genggaman, doa tertuang,
Bahagia mengalir, tiada berkurang.

Di tiap sapa, umur bertambah,
Di tiap tawa, luka pun lelah.
Bersama cerita, kenangan mengalir,
Menajamkan otak, mengasah pikir.

Bagai sungai, tak henti mengalir,
Mengurai rindu, membasuh getir.
Tautan kasih yang kian erat,
Menghimpun jiwa dalam rahmat.

Maka, melangkahlah tanpa ragu,
Singgahi sahabat, eratkan temu.
Sebab silaturahmi, cahaya di jalan,
Menuntun hati menuju kedamaian.

Hati yang Berbicara

Tak hanya gerak yang menari,
bukan sekadar rukuk dan sujud berulang,
sebab Tuhan melihat ke dalam hati,
bukan hanya jasad yang berdiri tegak nan panjang.

Niat adalah ruh yang menyala,
menyinari amal hingga bermakna.
Tanpa ikhlas, tanpa sadar,
hanya lelah yang tersandar.

Lihatlah mereka yang shalat,
namun hatinya mengembara jauh,
celaka bagi yang lalai,
hanya gerakan tanpa ruh.

Berapa banyak yang berpuasa,
tapi hanya haus dan lapar terasa,
tanpa niat yang tulus di dada,
ibadah pun sirna sia-sia.

Sungguh hati adalah raja,
menggiring langkah ke surga atau neraka.
Jika ia jernih, ringanlah jalan,
jika ia gelap, tiada harapan.

Ramadhan mengetuk lembut,
membuka pintu-pintu maghfirah,
berlarilah sebelum waktu luput,
menuju ridha yang tak ternilai harga.

Jangan biarkan amalan layu,
karena hati yang beku dan palsu.
Sebab Tuhan tak butuh gerak,
jika hati tak turut bergerak.

Puisi Pagi Penuh Berkah

Di fajar yang bening, cahaya menari,
Doa terangkat, hati berseri.
Alhamdulillah, syukur terucap,
Nikmat-Mu luas, tiada tercakup.

Ya Rabb, limpahkan rahmat suci,
Di setiap langkah, bimbingan abadi.
Sehat dan berkah semoga mengalir,
Pada yang lemah, Engkau hadir.

Bagi yang sakit, angkat derita,
Dengan kasih-Mu, pulih segera.
Ijabah doa yang tulus dipinta,
Jadikan hidup penuh makna.

Kamis menyapa, semangat membara,
Langkah tegap, jiwa membaja.
Bahagia dan sejahtera menyertai,
Hingga senja datang merantai.

Aamiin…

Kebenaran yang Tak Tergoyahkan

Berkatalah benar, walau getir,
seperti embun di ujung takdir.
Tak perlu takut caci dan luka,
sebab kejujuran lebih mulia.

Kebenaran bagaikan cahaya,
menyinari gelap yang berdusta.
Walau pahit meresap di dada,
ia tetap tumbuh, tetap bernyawa.

Berlaku adil, tegakkan amanah,
tak tergoyahkan oleh benci dan marah.
Sebab keadilan dekat dengan takwa,
bukan nafsu yang menyesatkan jiwa.

Seorang pemimpin, lihatlah nurani,
apakah rakyatmu telah kau lindungi?
Adil itu indah jika kau berani,
menegakkannya tanpa menyimpang sedikit pun pergi.

Seorang alim, bersihkan hati,
dengan wara’ jauhi maksiat duniawi.
Seorang kaya, jadilah dermawan sejati,
agar hartamu berbuah abadi.

Sabar adalah kemuliaan yang tak terkikis,
bagi fakir yang hatinya bersih.
Dan malu adalah mahkota yang manis,
teruntuk wanita dalam ridha Ilahi.

Wahai jiwa yang rindu surga,
berpeganglah teguh pada kebenaran-Nya.
Karena tak ada kejujuran yang lebih dicinta,
selain ucapan yang lurus di hadapan-Nya.

Mentan Ungkap 23 Proyek Fiktif di Balik Kritik Tajam Seorang Pengamat

JAKARTAMU.COM | Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap temuan mengejutkan di tubuh kementeriannya. Sebanyak 23 proyek fiktif dengan...
spot_img

More Articles Like This