Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Saudaraku, dengarlah panggilan suara,
Bahwa hidup ini fana, bukanlah surga.
Kemilau dunia hanya bayang semata,
Namun akhirat kekal, tempat jiwa tertawa.
Syukur itu lebih dari ucapan ringan,
Ia penjaga diri dari maksiat yang menghinakan.
Gunakanlah tubuh dalam ketaatan,
Hingga Allah rida, memberi keberkahan.
Lihatlah cinta yang membelenggu insan,
Pada harta, keluarga, hingga kemewahan.
Namun jika itu lebih dicinta dari Tuhan,
Maka tunggulah murka-Nya yang datang perlahan.
Bagi mereka yang akhirat jadi tujuan,
Allah tanamkan kecukupan dalam keinginan.
Hatinya damai, tak lagi gelisah,
Dunia tunduk, tak perlu dia susah.
Namun mereka yang dunia jadi ambisi,
Kekayaan ada, tapi jiwa terasa sunyi.
Allah cerai-beraikan apa yang dikejar,
Hanya lelah yang kian memudar.
Dunia ini penjara bagi jiwa yang beriman,
Godaan syahwat diredam demi Tuhan.
Namun bagi yang ingkar, ia surga fana,
Mengejar nikmat sesaat yang tak bernyawa.
Jangan takut akan kekurangan diri,
Setiap cela, Allah beri penyeimbangnya pasti.
Dia rencanakan pasangan yang melengkapi,
Menghapus resah, membawa harmoni.
Tersenyumlah, wahai hati yang menanti,
Karena Allah ciptakanmu dengan kasih Ilahi.
Maka niatkanlah hidupmu untuk akhirat yang tinggi,
Agar bahagia dan ridha-Nya menghampiri.
Perbanyak istighfar, basahi bibir dengan doa,
Hapuskan noda, gapailah surga.
Hidup ini perjalanan singkat yang sementara,
Akhiratlah tujuan abadi kita semua.
Aamiin Ya Rabb, jadikan kami syukur dan qana’ah,
Hingga ridha-Mu menjadi akhir cerita yang indah.