SURABAYA – JAKARTAMU.COM | Ada momentum menarik ketika Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak (Khofifah-Emil) mendapatkan giliran menyampaikan visi misi pada sesi pertama debat perdana Pemilihan Gubernur Jawa Timur. Khofifah di tengah-tengah orasinya mendapat teriakan dari pendukung dua rivalnya di dalam ruangan debat.
Awalnya Khofifah menyampaikan rasa bangga karena prestasi Jawa Timur menjadi lumbung pangan nasional untuk padi, ikan, dan daging. Selain dukungan dari petani, nelayan dan peternak, Khofifah menyatakan prestasi itu juga diraih karena dukungan pemerintah pusat.
”Capaian-capaian itu bisa kita dapatkan karena dukungan pemerintah dalam koordinasi Bapak Presiden Jokowi. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih,” kata Khofifah.
Begitu Khofifah menyebut Jokowi, terdengar suara teriakan dari penonton. Teriakan makin keras setelah dia menyampaikan terima kasih serta menyelipkan apresiasi atas kepemimpinan Prabowo-Gibran yang segera dilantik. ”Huuuuuu….,” teriak para penonton.
Gara-gara kejadian tersebut, moderator debat meminta audiens yang tak lain adalah para pendukung pasangan calon, untuk mematuhi aturan debat. ”Kami mengingatkan agar para pendukung pasangan calon mematuhi aturan yang telah disepakati bersama,” ujar moderator.
7 Panelis
Pilgub Jatim diikuti tiga pasangan calon, yaitu nomor urut 1 Luluk Nur Hamida – Lukmanul Khakim (PKB), nomor urut 2 Khofifah Indar Parwansa – Emil Elestianto Dardak (PAN, Gerindra, Golkar, Demokrat, PPP, PSI, PKS, Perindo, Nasdem, Partai Buruh, Partai Gelora, PBB, PKN, Partai Garuda) dan nomor urut 3 Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta (PDIP, Hanura, Partai Ummat).
Debat perdana Pilkada Jatim mengusung tema “Transformasi Sosial dan Peningkatan Produktifitas Sumber Daya Lokal untuk Kesejahteraan Masyarakat Jawa Timur”. Tujuh panelis yang disiapkan KPU Jatim yakni Prof Achmad Muhibin Zuhri (Ahli Pendidikan Agama Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya), Prof Muhammad Syarif (Ahli Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universilas Trunojoyo Madura).
Adhitya Wardhono (Ahli Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember), Sasongko Budisusetyo (Ahli Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya). Ahmad Imron Rozuli (Ahli Sosiologi Ekonomi dan Kelembagaan Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya), Hidayatullah (Ahli Kesehatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ma’arif Hasyim Latif Sidoarjo), dan Rina Wahyu Setyaningrum (Ahli Pendidikan Bahasa Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang).