Kamis, Januari 30, 2025
No menu items!

Pusi: Nafas yang Tak Akan Kembali

Must Read

Oleh: Dwi Taufan Hidayat

Waktu,
Adalah nafas yang tak mungkin kembali,
Setiap helaannya adalah titipan Ilahi,
Namun sering kali kita abaikan,
Sibuk dengan dunia, lupa akan tujuan.

Betapa berharganya ia,
Hingga Allah bersumpah demi masa,
وَالْعَصْرِ
“Demi masa” (QS Al-Asr: 1),
Mengisyaratkan nilainya tak tergantikan,
Setiap detik adalah ladang amal yang menanti panen.

Kecewa kita pada diri sendiri,
Saat malam datang,
Dan matahari tenggelam,
Namun amal tak bertambah,
Hanya usia yang terus berkurang.

Rasul yang mulia telah mengingatkan,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua nikmat yang sering dilalaikan banyak manusia: kesehatan dan waktu luang”
(HR. Bukhari no. 6412),
Tapi tetap saja kita sibuk berlomba,
Pada hal-hal yang tak bermakna.

Ibnul Qayyim pun berkata,
“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian,
Karena ia memutuskanmu dari Allah dan akhirat,
Sedang kematian hanya memutuskanmu dari dunia yang fana.”
Maka mengapa kita terus terlena?

Wahai saudaraku,
Jika dirimu tak kau sibukkan dengan kebaikan,
Pasti akan sibuk dengan kebatilan,
Demikianlah kaidah kehidupan,
Yang selalu menanti pilihan.

Lihatlah kaum yang pelit terhadap waktu,
Lebih pelit dari pada dirham yang mereka genggam,
Karena mereka tahu,
Detik yang hilang tak akan kembali lagi,
Ia lebih mahal dari harta dan bumi.

Wahai diri,
Coba perhatikan sekeliling,
Hari ini, tubuhmu masih kuat berdiri,
Namun esok mungkin tak lagi bisa bangkit dari sujud,
Apa bekal yang kau siapkan?

Mari renungkan firman Allah:
وَٱلَّذِينَ هُمْ عَنِ ٱللَّغْوِ مُعْرِضُونَ
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna” (QS Al-Mu’minun: 3),
Apakah waktumu sudah jauh dari kesia-siaan?

Wahai saudaraku,
Jangan biarkan umurmu hilang percuma,
Susunlah rencana,
Isi hari-harimu dengan amal yang mulia,
Karena sungguh, waktu adalah nafas yang takkan kembali.

Ketika azan ajal berkumandang,
Hanya amal yang menjadi teman perjalanan,
Jangan sampai kita menyesal di ujung usia,
Karena waktu yang terbuang sia-sia.

Dan pada akhirnya,
Kita berdoa dengan hati yang tunduk:
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
“Ya Rabb kami, limpahkanlah kepada kami kesabaran dan wafatkanlah kami dalam keadaan Islam”
(QS Al-A’raf: 126).

Semoga kita menjadi kaum yang bijak memanfaatkan waktu,
Yang menjadikannya ladang menuju ridha-Nya,
Karena waktu adalah nafas,
Yang akan berakhir pada keabadian yang nyata.

Sistem Zonasi Menjadi Domisili, PPDB Berganti SPMB

JAKARTAMU.COM | Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) berganti nama menjadi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) pada 2025. SMPB...

More Articles Like This