SEMARANG, JAKARTAMU.COM | Mendekati Hari Raya Idulfitri, Pasar Johar Semarang kembali menjadi pusat perhatian masyarakat yang berburu berbagai kebutuhan Lebaran. Sejak awal Ramadan, peningkatan jumlah pengunjung sudah terasa, tetapi dalam seminggu terakhir, lonjakan pembeli semakin signifikan. Para pedagang mengaku bahwa penjualan mereka meningkat drastis, bahkan untuk kategori pakaian, omzet mereka naik hingga 10 kali lipat dibandingkan dengan hari biasa.
Pasar Johar, yang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar dan tertua di Kota Semarang, tampak dipadati ribuan pembeli yang datang dari berbagai wilayah, mulai dari Kota Semarang sendiri hingga daerah-daerah di sekitarnya seperti Kendal, Demak, dan Ungaran. Lalu lintas di sekitar pasar pun terlihat lebih padat dari biasanya, dengan kendaraan pribadi maupun angkutan umum yang berlalu lalang membawa para pembeli yang ingin mendapatkan pakaian baru dengan harga lebih terjangkau dibandingkan di pusat perbelanjaan modern.
Lonjakan Permintaan Pakaian dan Perlengkapan Ibadah
Pedagang pakaian di Pasar Johar, Siti Rohmah (42), mengungkapkan bahwa dagangannya laris manis sejak memasuki bulan Ramadan, tetapi puncaknya terjadi dalam sepekan terakhir. “Biasanya sehari paling laku 5 sampai 10 potong pakaian, tetapi sekarang bisa mencapai ratusan potong dalam sehari. Bahkan stok yang saya siapkan sejak awal Ramadan hampir habis. Ini benar-benar rezeki bagi kami para pedagang,” ujarnya dengan wajah penuh syukur.
Peningkatan pembelian tidak hanya terjadi pada pakaian untuk dewasa, tetapi juga untuk anak-anak. Banyak orang tua yang datang memborong pakaian Lebaran untuk seluruh anggota keluarga. Salah seorang pembeli, Fajar (35), mengaku lebih memilih berbelanja di Pasar Johar karena harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan pusat perbelanjaan modern. “Di sini pilihannya lebih banyak, modelnya pun beragam. Yang terpenting, saya bisa menawar harga, jadi lebih hemat dibandingkan beli di mal,” katanya sambil menunjukkan beberapa potong pakaian yang baru dibelinya untuk anak-anaknya.
Selain pakaian, perlengkapan ibadah seperti mukena, sarung, peci, dan sajadah juga mengalami peningkatan permintaan yang cukup signifikan. Ahmad, seorang pedagang perlengkapan ibadah di Pasar Johar, menyebutkan bahwa mukena dan sarung menjadi barang yang paling banyak dicari. “Biasanya orang membeli mukena baru untuk sholat Idulfitri atau untuk hadiah bagi orang tua dan saudara. Harga mukena di sini juga lebih murah dibandingkan toko-toko besar, jadi banyak yang membelinya dalam jumlah banyak,” jelasnya sambil sibuk melayani pelanggan.
Persiapan Pedagang dan Antusiasme Pembeli
Menyambut tingginya animo masyarakat dalam berbelanja, para pedagang di Pasar Johar telah menyiapkan stok barang dalam jumlah besar sejak jauh-jauh hari. Beberapa pedagang bahkan mendatangkan langsung pakaian dari pusat grosir di Jakarta dan Surabaya agar dapat menyediakan produk dengan model terbaru dan harga bersaing.
Selain itu, tak sedikit pedagang yang menawarkan promo dan diskon khusus untuk menarik lebih banyak pembeli. “Kalau beli dua atau lebih, biasanya saya kasih harga spesial. Ada juga paket bundling, misalnya beli satu gamis dapat kerudung dengan harga lebih murah. Alhamdulillah, strategi ini berhasil menarik banyak pembeli,” ungkap Siti Rohmah.

Di sisi lain, para pembeli juga datang dengan perencanaan matang. Banyak di antara mereka yang sudah memiliki daftar belanja agar tidak kebingungan saat tiba di pasar. Seorang ibu rumah tangga, Wati (40), mengatakan bahwa ia sengaja datang lebih pagi agar bisa menghindari keramaian yang lebih padat di sore hari. “Kalau belanja pagi, pilihan masih banyak dan bisa lebih nyaman. Kalau sore, pasar semakin penuh, susah bergerak, dan lebih sulit menawar harga,” katanya sambil memilih baju untuk anak-anaknya.
Keamanan dan Kenyamanan Berbelanja
Meskipun pasar semakin padat dengan pembeli, situasi tetap terkendali dengan adanya pengamanan dari petugas. Beberapa petugas kepolisian dan satuan pengamanan pasar terlihat berjaga di berbagai titik untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pencopetan atau tindak kejahatan lainnya.
Para pedagang dan pengelola pasar juga mengingatkan para pembeli untuk tetap waspada terhadap barang bawaan mereka. “Pasar ramai begini, harus hati-hati. Tas jangan sampai terbuka, dan kalau bawa uang tunai lebih baik disimpan dengan aman,” ujar salah seorang petugas keamanan pasar.
Selain faktor keamanan, kebersihan pasar juga menjadi perhatian. Pihak pengelola pasar bekerja sama dengan petugas kebersihan untuk memastikan area tetap bersih meskipun jumlah pengunjung meningkat drastis. Tempat sampah diperbanyak di berbagai sudut pasar, dan petugas kebersihan rutin mengangkut sampah agar tidak menumpuk.
Pasar Johar, Pusat Perdagangan Tradisional yang Tetap Bertahan
Pasar Johar telah lama menjadi salah satu pusat perdagangan utama di Kota Semarang. Meskipun sempat mengalami kebakaran hebat beberapa tahun lalu, pasar ini tetap bertahan dan kembali beroperasi setelah dilakukan revitalisasi. Kini, dengan suasana yang lebih tertata dan fasilitas yang lebih baik, Pasar Johar tetap menjadi pilihan utama masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, terutama menjelang momen-momen besar seperti Ramadan dan Lebaran.
Bagi para pedagang, momen ini adalah berkah yang selalu dinantikan setiap tahunnya. Mereka berharap lonjakan penjualan terus berlanjut hingga malam takbiran. “Harapan kami, pasar tetap ramai sampai menjelang Lebaran. Momen ini adalah saat yang paling menguntungkan bagi kami. Semoga rezeki tahun ini semakin berkah,” pungkas Siti Rohmah.
Dengan tingginya animo masyarakat dalam berbelanja, Pasar Johar Semarang kembali menunjukkan perannya sebagai pusat ekonomi rakyat yang tetap bertahan di tengah persaingan dengan pusat perbelanjaan modern. Ramadan dan Lebaran bukan hanya menjadi momen ibadah dan kebersamaan, tetapi juga menjadi berkah ekonomi bagi para pedagang pasar tradisional. (Dwi Taufan Hidayat)