UNGARAN, JAKARTAMU.COM | Teriknya matahari pagi tak menyurutkan semangat warga untuk berbondong-bondong mendatangi Pasar Murah yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian, Perikanan, dan Pangan (Dispertanikap) Kabupaten Semarang.
Ratusan warga tampak berdesakan dalam antrean panjang di halaman kantor Dispertanikap, Jalan Letjen Soeprapto, Sidomulyo, Ungaran Timur, demi mendapatkan bahan pokok dengan harga lebih murah dibanding harga pasar.
Salah satu warga, Sri Purwanti, ikut mengantre sejak pagi untuk membeli beras dan minyak goreng. “Harganya jauh lebih murah dibandingkan di pasar, lumayan buat persiapan Lebaran,” ujarnya dengan wajah sumringah meski keringat mengalir di dahinya.
Pasar murah ini merupakan bagian dari program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang digelar serentak di seluruh Jawa Tengah menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kepala Dispertanikap, Moh Edy Sukarno, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menekan lonjakan harga bahan pokok dan mengendalikan inflasi, yang biasanya melonjak menjelang Lebaran.
Bahan Pokok Ludes dalam Waktu Singkat
Pasar murah kali ini menyediakan berbagai bahan pokok, mulai dari beras, telur, gula, minyak goreng, hingga sayuran dengan harga yang lebih rendah dibanding pasar tradisional. Setiap pembeli hanya diperbolehkan membeli dua jenis komoditas, guna memastikan distribusi merata bagi warga yang membutuhkan.
Berikut daftar harga bahan pokok yang dijual dalam GPM kali ini:
- Beras Medium: Rp10.800 per kg (harga pasar Rp13.500) – stok 3 ton
- Beras SPHP BULOG: Rp11.400 per kg (harga pasar Rp13.000) – stok 2 ton
- Telur ayam: Rp21.500 per kg (harga pasar Rp26.000) – stok 400 kg
- Goula pasir: Rp17.500 per kg (harga pasar Rp18.500) – stok 200 kg
- Minyak goreng: Rp15.500 per kg (harga pasar Rp19.000) – stok 500 kg
- Cabai rawit merah: Rp92.000 per kg – stok 100 paket
- Cabai keriting: Rp47.000 per paket – stok 100 paket
Antusiasme warga begitu tinggi hingga dalam waktu kurang dari tiga jam, sebagian besar stok bahan pokok telah habis terjual.
Langkah Strategis Menekan Inflasi dan Stabilisasi Harga
Menurut Moh Edy Sukarno, lonjakan harga bahan pokok setiap menjelang Lebaran menjadi tantangan bagi masyarakat, terutama bagi keluarga kurang mampu. Oleh karena itu, pemerintah daerah bekerja sama dengan Bulog dan para petani untuk mengadakan Gerakan Pangan Murah sebagai solusi stabilisasi harga.
“Kami memastikan bahan pokok tersedia dalam jumlah cukup dengan harga yang lebih terjangkau. Pasar murah ini menjadi salah satu strategi untuk menekan inflasi dan membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Dispertanikap akan terus menggelar pasar murah serupa di berbagai titik strategis guna memperluas jangkauan manfaatnya.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam berbelanja, tidak melakukan panic buying, dan tetap mengutamakan kebutuhan pokok yang benar-benar diperlukan,” tambahnya.
Warga Harapkan Pasar Murah Lebih Sering Diadakan
Banyak warga yang berharap agar program seperti ini lebih sering dilakukan, tidak hanya menjelang Lebaran. Suyanto (47), warga Ungaran Timur, mengaku sangat terbantu dengan adanya pasar murah ini.
“Kalau bisa, jangan hanya setahun sekali, tapi diadakan secara rutin, terutama saat harga kebutuhan pokok naik,” pintanya.
Tak hanya membantu masyarakat, GPM juga menjadi bentuk dukungan bagi petani dan produsen lokal. Dengan menggandeng petani setempat, program ini turut memperkuat ketahanan pangan daerah.
Dengan keberhasilan pelaksanaan GPM kali ini, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus berupaya menjaga stabilitas harga dan memastikan bahan pokok tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. (Dwi Taufan Hidayat)
Diadaptasi tulisan akun FB: Junaidi/Humas Pemkab. Semarang