Kamis, April 3, 2025
No menu items!
spot_img

Refleksi Idulfitri: Allahu Akbar Bukan Ana Akbar  

Must Read

Oleh Sapto Suhendro, S.Ag.,M.Pd | Ketua PDM Pemalang

HARI Idul Fitri telah tiba. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat185, yang artinya: ”… Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”.

Kementerian Agama RI menetapkan 1 Syawwal 1446 H pada Senin, 31 Maret 2025. Keputusan ini dilakukan setelah sidang isbat tertutup di Auditorium Haji Mohammad Rasjidi Kemenag RI di Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025) pukul 19.05 WIB. Dengan keputusan itu, Idulfitri tahun ini bisa dirayakan bersama-sama antara Pemerintah, Muhammadiyah, juga NU.

Dalam hal ini, sebagai besar umat Islam di Indonesia mencukupkan bilangan puasa Ramadan selama 30 hari tanpa ada perbedaan hari khususnya bagi mayoritas organisasi Islam terbesar di Indonesia. Ini perlu kita syukuri bersama. Maka mari kita gunakan momentum Idulfitri ini dengan memupuk ukhuwwah, persatuan dan kesatuan sehingga lebih baik daripada sebelumnya.

Lalu apa yang harus kita lakukan setelah Ramadan? Sesuai petunjuk Al-Qur’an adalah mengagungkan Allah SWT dengan melantunkan takbir setelah terbenamnya matahari akhir Ramadan, waktu maghrib sampai dengan imam berdiri memimpin salat Idulfitri.

”Allahu akbar Allahu akbar kabiiraa, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na’budu illa iyyahu mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa a’azza jundahu wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar walillahilhamd.”

Artinya: ” Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafik, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentaraNya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.”

Takbir  akan lebih meresap maknanya jika kita mengetahui arti dan maksud tiap kata, dilafadzkan dari hati, keluar dari lisan kita. Akan kita rasakan atas keagunggan Sang Pencipta Allah SWT, yang telah memberikan kita taufik dan hidayah-Nya kepada kita. Kita mampu berpuasa selama Ramadan karena Allah, kita mendirikan salat wajib dan sunat tarawih karena Allah, kita menunaikan zakat, infak dan sedekah karena Allah, kita membaca Al-Qur’an juga karena Allah.

Apa pun yang kita lakukan dalam hal kebaikan, tidak lain karena kasih sayang hidayah Allah. Sudah sepantasnya memasuki bulan Syawal ini, kita mengumandangkan takbir tahlil dan tahmid, mengagungkan Allah, mengesakan dan memuji-Nya.

Dengan bertakbir, kita semakin memahami bahwa selain Allah adalah kecil. Kita sebagai hamba-Nya tidak akan merasa diri hebat, tidak akan merasa diri kuat, tidak merasa diri super. Allah-lah yang Maha Besar, bukan kita yang besar. Allahu Akbar bukan Ana Akbar. Allah yang Maha Besar bukan saya yang maha besar. Kita adalah kecil tanpa Allah, kita adalah lemah tanpa Allah, kita adalah miskin tanpa Allah, kita adalah bukan siapa-siapa tanpa Allah.

Mari menyambut Idulfitri dengan penuh kegembiraan. Gembira dengan pakaian baru, juga aneka makanan di meja makan dan meja tamu. Tidak ada yang salah menyambut Lebaran dengan hal-hal semacam itu. Justru kita dianjurkan untuk lebih bersyukur atas segala kenikmatan yang Allah berikan.

Maka pakaian baru, aneka makanan adalah ungkapan rasa syukur kepada-Nya. Dalam QS.Adh-Dhuha :11; “Wa amma bini’mati Robbika fa haddist”, artinya: Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu syiarkan (kabarkan). Selamat Hari Raya Idulfitri 1 Syawwal 1446 H, taqaballahu minna waminkum. Minal ‘aidin walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin. (*)

Film Enemy of the State dan UU TNI

PADA 1998 Enemy of the State dirilis. Film thriller politik yang disutradarai Tony Scott itu menggambarkan bagaimana pengawasan pemerintah...

More Articles Like This