JAKARTAMU.COM | Isu perombakan Kabinet Merah Putih semakin menguat setelah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memasuki 100 hari kerja.
Dalam peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2025) malam, Prabowo menanggapi rumor reshuffle dengan tegas.
Saat ditemui awak media, ia menyatakan tidak akan ragu mencopot menteri yang tidak bekerja maksimal untuk rakyat. “Yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya saya akan singkirkan,” tegas Prabowo.
Pernyataan ini langsung memicu spekulasi bahwa reshuffle kabinet bisa terjadi dalam waktu dekat, terutama bagi menteri yang dinilai kurang berkontribusi.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menegaskan bahwa pernyataan Prabowo adalah peringatan serius bagi para menteri untuk mengevaluasi kinerja mereka.
“Itu artinya adalah warning. Presiden punya hak prerogatif penuh untuk mengevaluasi kabinet, dan tentunya beliau ingin memastikan semua menteri bekerja untuk rakyat,” ujar Dasco. (liputan6.com)
Deretan Menteri dengan Kinerja Buruk
Sejumlah nama mulai dikaitkan dengan kemungkinan reshuffle. Survei yang dilakukan oleh Center of Economic and Law Studies (Celios) menunjukkan beberapa menteri dengan kinerja paling rendah dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran.
Berikut daftarnya:
- Natalius Pigai – Menteri Hak Asasi Manusia (HAM)
Mendapat skor mendekati -150, menjadikannya menteri dengan kinerja terburuk menurut survei Celios. - Budi Arie Setiadi – Menteri Koperasi
Berada di posisi kedua dalam daftar menteri dengan kinerja terendah. - Bahlil Lahadalia – Menteri Investasi
Disorot oleh pengamat politik karena dinilai kurang efektif dalam menarik investasi baru. - Raja Juli Antoni – Menteri Kehutanan
Masuk dalam daftar menteri yang dinilai kurang memuaskan dalam survei Celios. - Yandri Susanto – Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal
Turut mendapatkan penilaian rendah dalam survei terkait kinerjanya.
Selain hasil survei, Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) juga meminta Presiden Prabowo mengevaluasi kinerja Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono. Mereka menyoroti isu penyegelan pagar laut sepanjang 30 km dan mempertanyakan keseriusan KKP dalam menjalankan tugasnya. (rmol.id)
Prabowo sendiri telah menegaskan bahwa evaluasi terhadap menteri dan wakil menteri akan dilakukan setiap enam bulan. Evaluasi pertama dijadwalkan sekitar Maret atau April 2025. Menteri yang tidak menunjukkan kinerja memuaskan berpotensi diganti. (finance.detik.com)
Dengan berbagai masukan dari survei dan evaluasi internal, publik kini menanti apakah reshuffle kabinet benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat. Jika ya, siapa saja yang akan tersingkir dari Kabinet Merah Putih? (Dwi Taufan Hidayat)