Oleh: Dwi Taufan Hidayat
Riba adalah salah satu dosa besar yang sangat ditekankan dalam Al-Qur’an dan hadis untuk dijauhi. Dalam atsar yang diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, disebutkan bahwa jual beli yang mengandung unsur riba (jual beli ‘inah) dapat membatalkan pahala amalan shalih. Kisah ini terkait Zaid bin Arqam, yang diberi peringatan oleh Aisyah:
أنَّه قد أبطَل جهادَهُ مع رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ إلَّا أن يتوبَ
“Amalan jihadnya bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah batal, kecuali jika ia bertaubat.”
Meskipun atsar ini memiliki kelemahan sanad, para ulama besar seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Ahmad, dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menggunakannya sebagai argumen untuk memperingatkan bahaya riba, terutama dalam jual beli ‘inah.
Dalil dari Al-Qur’an
Riba dijelaskan dengan sangat tegas dalam Al-Qur’an, di antaranya:
- QS. Al-Baqarah: 275
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
“Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan karena tekanan penyakit gila.” - QS. Al-Baqarah: 278
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa-sisa riba jika kamu benar-benar orang yang beriman.”
Dalil dari Hadis
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya tentang bahaya riba:
- HR. Bukhari dan Muslim
اجتنبوا السبع الموبقات… وذكر منها: أكل الربا
“Jauhilah tujuh dosa besar yang membinasakan… di antaranya adalah memakan riba.” - HR. Ibn Majah
الرِّبَا ثَلاثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا، أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ
“Riba memiliki 73 pintu (tingkatan dosa), yang paling ringan dosanya seperti seseorang menikahi ibunya sendiri.”
Riba tidak hanya menghapus keberkahan dalam harta, tetapi juga berpotensi membatalkan pahala amalan shalih. Ancaman ini mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam setiap transaksi agar terhindar dari dosa riba. Jika seseorang pernah terjerumus ke dalamnya, pintu taubat selalu terbuka selama ia bersungguh-sungguh meninggalkan riba dan memperbaiki dirinya.
