ARTIKEL ini membahas konsep “Risalah Islam Berkemajuan” (RIB), salah satu keputusan penting Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Solo tahun 2022.
Konsep ini mencerminkan pandangan keislaman Muhammadiyah yang menekankan pada nilai-nilai kemajuan dan kebahagiaan dalam menjalankan ajaran Islam.
Dialog:
Moderator: Selamat pagi, Bapak dan Ibu sekalian. Hari ini kita akan mendiskusikan “Risalah Islam Berkemajuan: Konsep, Internalisasi, dan Institusionalisasi.” Kita memiliki dua narasumber: Bapak Arif Jamali Muis dan Ibu Aisyah Rahman. Mari kita mulai dengan Pak Arif. Pak Arif, apa yang dimaksud dengan Risalah Islam Berkemajuan?
Arif: Terima kasih, Moderator. Risalah Islam Berkemajuan adalah pandangan keislaman Muhammadiyah yang bertujuan untuk mendorong umat Islam menjadi kekuatan aktual dalam masyarakat. Ini mencakup aspek pendidikan, dakwah, dan amal usaha yang berorientasi pada kemajuan serta kebahagiaan. RIB adalah keputusan penting yang lahir dari Muktamar Muhammadiyah ke-48.
Moderator: Sangat menarik, Pak Arif. Bisa dijelaskan bagaimana konsep ini diinternalisasi?
Arif: Internalisasi nilai-nilai RIB memerlukan usaha yang sistematis. Sebagaimana Kiai Dahlan mengajarkan surat Al Ma’un, internalisasi dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari warga Muhammadiyah. Contohnya, program kaderisasi seperti Baitul Arqom dan Darul Arqom menjadi media sosialisasi untuk menginternalisasi pandangan ini.
Aisyah: Saya ingin menambahkan, internalisasi nilai RIB tidak hanya sebatas memahami konsep, tetapi juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Contohnya adalah bagaimana Kiai Dahlan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan sebagai implementasi nyata dari surat Al Ma’un. Hal ini menunjukkan bagaimana konsep dapat berkembang menjadi institusi yang memberikan dampak sosial.
Moderator: Jadi, internalisasi ini sangat erat kaitannya dengan institusionalisasi. Bisakah Anda menjelaskan lebih lanjut, Bu Aisyah?
Aisyah: Tentu, Moderator. Institusionalisasi adalah tahap di mana nilai-nilai RIB diwujudkan dalam bentuk program, kegiatan, bahkan amal usaha. Muhammadiyah telah berhasil melakukan ini dengan mendirikan berbagai institusi seperti sekolah dan rumah sakit. Ke depan, kita perlu menciptakan lebih banyak institusi yang mencerminkan nilai-nilai RIB, seperti lembaga filantropi dan pendidikan berbasis teknologi.
Moderator: Luar biasa. Bagaimana tantangan dalam menginternalisasi dan menginstitusionalisasi RIB, Pak Arif?
Arif: Tantangannya adalah memastikan semua tingkatan pimpinan dan kader Muhammadiyah memahami dan mengimplementasikan RIB. Ini memerlukan pelatihan berkelanjutan dan integrasi nilai-nilai RIB dalam setiap program organisasi. Proses ini memang tidak mudah, tetapi bukan tidak mungkin.
Moderator: Terima kasih atas penjelasan yang sangat komprehensif. Sebelum kita akhiri, ada pesan terakhir untuk audiens?
Aisyah: Saya ingin mengingatkan bahwa Risalah Islam Berkemajuan adalah ajakan untuk menjadi umat Islam yang maju, beradab, sejahtera, dan bahagia. Mari kita wujudkan ini dalam kehidupan kita sehari-hari.
Arif: Benar sekali. Kita harus terus mengupayakan agar RIB tidak hanya menjadi dokumen organisasi, tetapi menjadi pandangan hidup yang nyata dalam setiap aspek kehidupan kita.
Moderator: Terima kasih banyak, Pak Arif dan Bu Aisyah, atas diskusinya yang sangat inspiratif. Semoga apa yang kita bahas hari ini dapat memberikan manfaat bagi semua. (Dwi Taufan Hidayat)