Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, Basnang Said, menyatakan bahwa Kementerian Agama telah menargetkan integrasi Islam dan lingkungan melalui visi ekoteologi yang diusung Menteri Agama Nasaruddin Umar.
Ia mencontohkan beberapa inovasi yang sudah diterapkan pesantren, seperti program sedekah sampah, sedekah oksigen, serta penggabungan nilai agama dengan sains dalam upaya konservasi lingkungan.
Lebih lanjut, Basnang mengingatkan bahwa kelestarian lingkungan berhubungan erat dengan aktivitas keagamaan. Sebagai contoh, air yang bersih dan suci sangat diperlukan dalam pelaksanaan ibadah shalat. Oleh karena itu, Kementerian Agama mendorong pelaksanaan satu khutbah lingkungan setiap bulan dan menginisiasi gerakan satu santri satu pohon sebagai langkah nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Deputi Bappenas, Amich Alhumami, menekankan bahwa gerakan ini sangat penting untuk menghadapi triple planetary crisis, yaitu krisis polusi, perubahan iklim, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Ia menilai bahwa pesantren ramah lingkungan merupakan respons lokal yang dapat memberikan solusi bagi permasalahan lingkungan global.

Ketua PP Muhammadiyah, Muhadjir Effendy, juga menyoroti pentingnya ketahanan pesantren dalam menghadapi isu lingkungan.
“Pemberdayaan pesantren dalam bidang lingkungan harus didukung regulasi yang kuat, termasuk melalui Undang-Undang Pesantren. UU Pesantren harus menjadi fondasi hukum dalam mewujudkan keberlanjutan gerakan ini,” katanya.
Sementara itu, Riri Khariroh dari NU Care LAZISNU mengusulkan agar ekstrakurikuler lingkungan semakin diperkuat sebagai strategi internalisasi nilai-nilai ekologis di pesantren.
“Pesantren NU telah menguji tujuh model gerakan hijau, dan menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler memiliki peran besar dalam membangun kesadaran lingkungan di kalangan santri,” ujar dia.
Sementara Dandhy Dwi Laksono dari Watchdoc menyebut hasil riset ini sebagai “oase” di tengah berbagai tantangan global, seperti ancaman keluarnya beberapa negara dari Kesepakatan Paris dan eksploitasi sumber daya alam yang semakin masif.