JAKARTAMU.COM | Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, menyampaikan bahwa program kerja Presiden Prabowo Subianto dicanangkan atas dasar pengamalan ajaran agama.
“Semua kebijakan Pak Prabowo adalah pengamalan ajaran islam,” kata Romo Muhammad Syafi’i saat menjadi narasumber pada International Conference on Religion and Environment, yang diselenggarakan UIN Walisongo, di Semarang, Rabu (11/12/2024).
Acara yang mengusung tema ‘Interfaith Voices for the Environmet: The Role of Religion for Sustainable Planet’ ini berlangsung dua hari, 11 – 12 Desember 2024, di MG Setos, Hotel, Semarang.
Hadir selaku pembicara, Staf Khusus Menteri Agama, Farid F. Saenong, dan Tenaga Ahli Bunyamin Yafid. Tampak hadir juga, para Rektor PTKIN, Kepala Biro HDI, Akhmad Fauzin, dan undangan lainnya.
Menurut Romo Muhammad Syafi’i di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia pada 4 tahun ke depan, akan menjadi produsen energi dari sumber tanaman. Dan pada 8 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi produsen minyak dunia.
“Presiden Prabowo sangat concern terkait hal ini. Terkait flora dan fauna. Prabowo baru saja menghibahkan 20ribu hektare konseravisi di Aceh untuk melestarikan gajah. Flora dan fauna dipelihara dengan baik. Manusianya juga diberi makanan bergizi secara baik,” kata Romo Muhammad Syafi’i.
“Program Swasembada energi dan pangan, menurut Saya itu pengamalan ajaran islam. Tugas kita di Kemenag, tidak lagi mencari bahan baru membuat pengamalan agama yang selaras dengan lingkungan. Konsepnya sudah cukup, tinggal praktik kesalehan individu menjadi kesalehan sosial. Tugas kita menciptakan kebijakan,” sambung Romo Muhammad Syafi’i.
Terkait hal ini, khususnya untuk pertanian, lanjut Romo Muhammad Syafi’i, Presiden Prabowo juga sudah mengadakan lahan seluas 1 juta ha di Papua, Kalimantan, dan tersebar di berbagai pulau di Indonesia.
“Ajaran Islam sangat concern terhadap terjadinya bencana. Tinggal bagaimana kita membuat kebijakan, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana. Perubahan-perubahan pola pikiran kesalehan sosial itu bisa by order. Semisal menanam pohon itu bagian dari kesalehan sosial. Kampenye lingkungan, menanam pohon bagi santri, dosen dan mahasiswa. Hal-hal sederhana seperti ini yang bisa kita lakukan,” kata Romo Muhammad Syafi’i.
Romo Muhammad Syafi’i juga menyitir ayat Al-Qur’an yang berarti bahwa kerusakan di muka bumi itu karena ulah manusia itu sendiri. Sebagai khalifah di muka bumi manusia tidak diperkenankan semena-mena, terutama dalam kerusakan alam ini. Seandainya besok itu kiamat, menanam pohon hari ini cukup berharga.
“Ketika ajaran Islam dipraktikkan dengan benar, tidak hanya bermanfaat bagi alam, tetapi bermanfaat secara sosial. Ketika ajaran-ajaran agama dijalankan sebenar-benarnya, kita sudah menjaga keseimbangan alam dan sosial. Ketika seseorang atau individu ingin menjadi Islam moderat, tidak perlu dengan teori macam-macam, cukup menjalankan ajaran Islam dengan benar, berbuat sesuai ajaran agama, mengajarkan kasih sayang, toleran, dan lain sebagainya cukup berbuat dengan baik tanpa melihat agamanya apapun,” papar Romo Muhammad Syafi’i.
“Jadi, teori agama saja sudah cukup. Begitu juga dengan lingkungan, kita dilarang merusak alam, menjaga lingkungan, ini bentuk bagaimana dahsyatnya islam terhadap lingkungan. Islam hadir bukan untuk satu golongan atau kelompok, tapi untuk rahamat bagi seluruh alam,” tutup Romo Muhammad Syafi’i.
Staf khusus Menag, Farid S menyampaikan bahwa ajaran-ajaran agama dapat dibawa ke isu-isu lingkungan. Sebagaimana disampaikan Romo Muhammad Syafi’i, bahwa sumber kerusakan alam adalah manusia itu sendiri.
“Kita ikut bertanggungjawab melestarikan bumi Indonesia. Dengan kesadaran lingkungan yang semakin tinggi, mari kita wariskan bumi ini, se kualitas yang kita terima dari generasi sebelumnya,” pesan Farid S.