JAKARTAMU.COM | Sesungguhnya hidup ini tidak lain hanyalah perjalanan menuju akhirat. Waktu terus berjalan tanpa henti, detik demi detik berlalu membawa kita mendekat kepada pertemuan dengan Allah. Dalam perjalanan ini, ada dua waktu yang pasti akan kita temui: waktu shalat dan waktu ketika kita akan dishalatkan.
Jika seseorang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik, memperbaiki shalat adalah langkah utama. Sebab, shalat bukan sekadar ritual ibadah, melainkan tiang utama dalam kehidupan seorang Muslim. Rasulullah ﷺ bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ، وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
“Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad.”
(HR. Tirmidzi no. 2616)
Seorang Muslim yang menjaga shalatnya akan mendapatkan keberkahan dalam hidup, ketenangan hati, serta kemudahan dalam segala urusannya. Allah ﷻ berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًۭا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَٱلْعَـٰقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ
“Dan perintahkanlah keluargamu untuk mengerjakan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) adalah bagi orang yang bertakwa.”
(QS. Thaha: 132)
Shalat Sebagai Pembeda Antara Mukmin dan Kafir
Shalat bukan hanya ibadah, tetapi juga simbol keimanan. Orang yang benar-benar beriman tidak akan meninggalkan shalatnya, meskipun dalam keadaan sulit. Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa shalat adalah batas yang membedakan antara keislaman dan kekafiran:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sesungguhnya batas antara seseorang dengan syirik dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.”
(HR. Muslim no. 82)
Maka, jika seseorang masih meremehkan shalat, hendaknya ia segera bertaubat sebelum ajal menjemput. Sebab, shalatlah yang akan menentukan bagaimana akhir hidup seseorang.
Keberuntungan Bagi yang Menjaga Shalat
Allah ﷻ memberikan jaminan keberuntungan bagi orang-orang yang menjaga shalatnya dengan khusyuk. Firman-Nya:
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ
“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
(QS. Al-Mu’minun: 1-2)
Shalat yang dilakukan dengan benar akan membersihkan hati, memperbaiki akhlak, dan menjauhkan diri dari keburukan. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ الصَّلَاةُ، فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ، وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
“Sesungguhnya amalan pertama yang akan dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka dia akan beruntung dan sukses. Namun, jika shalatnya rusak, maka dia akan celaka dan merugi.”
(HR. Tirmidzi no. 413)
Peringatan Bagi yang Melalaikan Shalat
Sebaliknya, bagi mereka yang melalaikan shalat, Allah memberikan peringatan yang sangat tegas dalam Al-Qur’an:
فَوَيْلٌۭ لِّلْمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
“Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.”
(QS. Al-Ma’un: 4-5)
Orang yang shalatnya asal-asalan, tidak tepat waktu, atau bahkan meninggalkannya, akan menghadapi kesulitan hidup di dunia dan siksa berat di akhirat. Rasulullah ﷺ bersabda:
بَيْنَ العَبْدِ وَبَيْنَ الكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
“Antara seorang hamba dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.”
(HR. Muslim no. 82)
Bahkan, di dalam kubur, salah satu pertanyaan pertama yang akan diajukan kepada kita adalah tentang shalat. Jika shalat kita baik, amal yang lain akan diterima. Jika buruk, maka amal yang lain pun tidak ada artinya.
Perbaiki Shalat, Perbaiki Akhir Hidup
Kematian adalah kepastian yang tidak bisa dihindari. Saat ajal tiba, tidak ada lagi waktu untuk memperbaiki diri. Maka, cara terbaik untuk mengakhiri kehidupan dengan husnul khatimah adalah dengan memperbaiki shalat sejak sekarang. Rasulullah ﷺ bersabda:
يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ
“Setiap hamba akan dibangkitkan sesuai dengan keadaan ketika dia meninggal.”
(HR. Muslim no. 2878)
Jika seseorang wafat dalam keadaan istiqamah dalam shalat, insyaAllah dia akan dibangkitkan dalam keadaan baik. Namun, jika hidupnya diisi dengan kelalaian terhadap shalat, maka ia bisa berada dalam kondisi sebaliknya.
Penutup: Jadikan Shalat Sebagai Prioritas
Oleh karena itu, mari kita jadikan shalat sebagai prioritas utama dalam hidup. Jangan sampai kita sibuk mengejar dunia, namun melupakan panggilan shalat. Sebab, pada akhirnya, kita hanya menunggu dua keadaan: shalat atau dishalatkan.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk hamba-hamba-Nya yang menjaga shalat hingga akhir hayat, sehingga kita mendapat husnul khatimah dan bertemu dengan-Nya dalam keadaan yang diridhai.
اللهم اجعلنا من المحافظين على الصلاة، وأحسن خاتمتنا، ووفقنا لما تحب وترضى. آمين.
“Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang menjaga shalat, perbaikilah akhir kehidupan kami, dan bimbinglah kami menuju ridha-Mu. Aamiin.” (Dwi Taufan Hidayat)