Dalam Islam, shalat sunnah terbagi menjadi dua kategori utama berdasarkan sumber dalilnya:
- Shalat Sunnah yang Disebut Secara Eksplisit dalam Al-Qur’an dan Hadis
Shalat sunnah ini disebutkan langsung dalam teks suci Islam. - Shalat Sunnah yang Disebut Secara Implisit dalam Al-Qur’an dan Hadis
Shalat ini tidak disebut secara langsung, tetapi keberadaannya dapat dipahami dari ayat atau hadis yang bersifat umum. - Shalat Sunnah yang Disebut Secara Eksplisit dalam Al-Qur’an dan Hadis
a) Shalat Tahajjud
Dalil Al-Qur’an:
Allah secara eksplisit memerintahkan Nabi Muhammad ﷺ untuk melaksanakan shalat tahajjud:
وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةًۭ لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًۭا مَّحْمُودًۭا
“Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud sebagai ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.”
(QS. Al-Isra’: 79)
Dalil Hadis:
Rasulullah ﷺ bersabda:
أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ، قِيَامُ اللَّيْلِ
“Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.”
(HR. Muslim 1163)
b) Shalat Witir
Dalil Hadis:
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى زَادَكُمْ صَلاَةً فَهِىَ الْوِتْرُ فَصَلُّوهَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعِشَاءِ إِلَى صَلاَةِ الْفَجْرِ
“Sesungguhnya Allah telah menambahkan satu shalat untuk kalian, yaitu witir. Maka kerjakanlah shalat witir antara shalat Isya’ dan shalat Subuh.”
(HR. Ahmad 16796, Abu Dawud 1418)
c) Shalat Dhuha
Dalil Hadis:
Rasulullah ﷺ bersabda:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ … وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Setiap pagi ada kewajiban sedekah untuk setiap persendian tubuh kalian… dan dua rakaat shalat Dhuha sudah mencukupi hal itu.”
(HR. Muslim 720)
d) Shalat Istisqa’ (Meminta Hujan)
Dalil Hadis:
Dari Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْمُصَلَّى يَسْتَسْقِي فَاسْتَقْبَلَ الْقِبْلَةَ وَقَلَبَ رِدَاءَهُ وَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ
“Bahwa Nabi ﷺ keluar menuju tempat shalat (tanah lapang) untuk shalat istisqa’. Beliau menghadap kiblat, membalikkan selendangnya, lalu shalat dua rakaat.”
(HR. Bukhari 1024, Muslim 894)
- Shalat Sunnah yang Disebut Secara Implisit dalam Al-Qur’an dan Hadis
a) Shalat Rawatib (Qabliyah dan Ba’diyah)
Shalat sunnah rawatib tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, tetapi dijelaskan dalam hadis:
Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَلَّى فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً، بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي الْجَنَّةِ
“Barang siapa shalat sunnah dua belas rakaat dalam sehari semalam, maka akan dibangunkan rumah baginya di surga.”
(HR. Muslim 728)
Shalat ini mencakup:
2 rakaat sebelum Subuh
4 rakaat sebelum Zuhur, 2 rakaat setelahnya
2 rakaat setelah Maghrib
2 rakaat setelah Isya
b) Shalat Tasbih
Shalat tasbih tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, tetapi terdapat dalam hadis:
Rasulullah ﷺ berkata kepada pamannya, Abbas radhiyallahu ‘anhu:
يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلَا أُعْطِيكَ أَلَا أَمْنَحُكَ أَلَا أَحْبُوكَ… أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ، تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً…
“Wahai Abbas, wahai paman! Maukah aku memberimu hadiah berupa shalat empat rakaat, dalam setiap rakaat membaca Al-Fatihah dan satu surah… (kemudian membaca tasbih sebanyak 75 kali dalam satu rakaat).”
(HR. Abu Dawud 1297, Ibnu Majah 1387)
c) Shalat Gerhana (Khusuf dan Kusuf)
Shalat gerhana tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur’an, tetapi ada perintah untuk mengingat Allah saat terjadi fenomena alam:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah malam, siang, matahari, dan bulan…”
(QS. Fussilat: 37)
Dalam hadis:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا
“Sesungguhnya matahari dan bulan tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang. Maka jika kalian melihatnya, lakukanlah shalat.”
(HR. Bukhari 1044, Muslim 901)
Kesimpulan
- Shalat Sunnah yang Disebut Secara Eksplisit dalam Al-Qur’an dan Hadis:
Shalat Tahajjud (QS. Al-Isra’: 79, HR. Muslim 1163)
Shalat Witir (HR. Ahmad 16796, Abu Dawud 1418)
Shalat Dhuha (HR. Muslim 720)
Shalat Istisqa’ (HR. Bukhari 1024, Muslim 894)
- Shalat Sunnah yang Disebut Secara Implisit dalam Al-Qur’an dan Hadis:
Shalat Rawatib (HR. Muslim 728)
Shalat Tasbih (HR. Abu Dawud 1297)
Shalat Gerhana (QS. Fussilat: 37, HR. Bukhari 1044)
Semoga kita bisa mengamalkan shalat-shalat sunnah ini untuk mendekatkan diri kepada Allah. Aamiin.
Dwi Taufan Hidayat