JAKARTAMU.COM | Manusia tidak selamanya hidup di dunia. Pada waktunya, cepat atau lambat, manusia akan berpulang dan menjalani alam yang kekal, yaitu akhirat. Dunia ini hanyalah tempat singgah sementara, sedangkan kehidupan yang sesungguhnya adalah di akhirat. Oleh karena itu, hendaknya kita selalu menyadari bahwa segala sesuatu yang kita lakukan di dunia akan berdampak pada kehidupan kita di akhirat kelak.
Allah Ta’ala berfirman:
كلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ المَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّونَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ فَمَنْ زُحِزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلّا مَتَاعُ الغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali ‘Imran: 185)
Setiap perbuatan yang telah dilakukan manusia di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Entah itu perbuatan baik atau buruk, besar atau kecil, semua akan dihitung dan dihisab. Tidak ada yang luput dari pengawasan Allah Ta’ala.
Rasulullah ﷺ bersabda:
الكيِّسُ مَن دانَ نَفسَهُ، وَعَمِلَ لِما بَعدَ المَوتِ، وَالعاجِزُ مَن أَتْبَعَ نَفسَهُ هَواها، وتَمَنَّى علَى اللَّهِ
“Orang yang cerdas adalah orang yang mengoreksi dirinya dan beramal untuk kehidupan setelah mati. Sedangkan orang yang lemah adalah yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan terhadap Allah (tanpa amal).” (HR. Tirmidzi no. 2459)
Setelah amal perbuatan ditimbang, Allah akan menetapkan balasan yang adil. Surga atau neraka akan menjadi ketentuan Allah sebagai balasan atas apa yang telah diperbuat manusia selama hidup di dunia. Mereka yang beriman dan beramal shalih akan mendapatkan kenikmatan surga yang tiada tara, sedangkan mereka yang ingkar dan berbuat dosa akan menghadapi siksa neraka yang pedih.
Allah Ta’ala berfirman:
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةِ خَيْرًا يَرَهُ وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةِ شَرًّا يَرَهُ
“Barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya).” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)
Karena itu, sudah seharusnya kita sebagai seorang Muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, berusaha menjadi bagian dari golongan ahli surga. Waktu terbaik untuk mempersiapkan bekal amal shalih adalah sekarang, selama kita masih diberi kesempatan hidup.
Allah Ta’ala berfirman:
وَتَزَوّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَقْوىَ وَاتَّقُونِ يَا أُولي الأَلْبَابِ
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 197)
Segala sesuatu yang kita miliki—wajah yang rupawan, harta yang melimpah, kecerdasan, kekuatan, dan gelar—akan sirna pada waktunya. Yang akan tetap ada hanyalah iman dan takwa. Oleh karena itu, kita harus menjadikan iman dan takwa sebagai bekal utama kita menuju akhirat.
Mari kita manfaatkan waktu yang masih diberikan Allah kepada kita untuk memperbanyak amal shalih. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari saat waktu telah habis dan pintu taubat telah tertutup. Semoga Allah memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua untuk senantiasa istiqamah dalam iman dan ketakwaan, serta menjadikan kita termasuk orang-orang yang beruntung dalam barisan penghuni surga. Aamiin.