Selasa, Januari 28, 2025
No menu items!

Sedekah Sampah Ranting ‘Aisyiyah: Menebar Berkah dari Rumah

Must Read

DEPOK, JAKARTAMU.COM | Mengelola sampah agar bernilai ekonomi bukanlah hal baru. Sayangnya hal itu belum menjadi gerakan yang masif dan berkelanjutan. Padahal, langkah ini dapat dimulai dengan cara sederhana, seperti memilah sampah dari rumah.

Sampah plastik dan kertas dapat disetorkan ke pengepul, sementara sampah organik bisa diolah menjadi kompos, biopori, atau eco enzyme yang memiliki banyak manfaat. Selain menjaga lingkungan, cara ini juga dapat menambah penghasilan.

Inisiatif ini coba diwujudkan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Depok bersama Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Sawangan, Bojong Sari, dan Sukmajaya. Dengan menggandeng kelompok perempuan seperti Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah, PKK, dan Bank Sampah, mereka menggerakkan pengelolaan sampah dari rumah agar bernilai ekonomi.

Foto/istimewa

Pada Jumat (24/1/2025), bertempat di Aula Masjid Jami’ Al Biru, Cinangka, Depok, diadakan pelatihan bertajuk Women Eco-Preneurship: Membangun Ekonomi Kreatif dalam Pengelolaan Shodaqoh Sampah. Acara ini dihadiri oleh 82 peserta, termasuk Pimpinan Cabang Muhammadiyah Sawangan dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah Cinangka.

Warnisma, Ketua PDA Depok Koordinator LLHPB, menekankan pentingnya peran perempuan dalam menjaga lingkungan. “Sebagai ibu rumah tangga, mari kita mulai peduli dengan pengelolaan sampah dari rumah untuk mencegah kerusakan lingkungan,” ajaknya. Ia berharap kegiatan ini tidak hanya menyelesaikan masalah sampah di Depok, tetapi juga meningkatkan pendapatan perempuan.

Sekjen Eco Enzyme Nusantara, Juliana Ojong, turut hadir membagikan pengalaman mengolah sampah organik menjadi kompos, biopori, dan eco enzyme. “Lebih dari separuh sampah yang masuk ke TPA adalah organik dan berpotensi mencemari lingkungan. Sampah dapur seperti minyak jelantah bisa dikirim ke bank sampah, sedangkan kulit buah segar dapat diolah menjadi eco enzyme,” jelasnya.

Juliana juga memperkenalkan formula pembuatan eco enzyme, yaitu perbandingan 1 kg molase atau gula merah, 3 kg kulit buah segar, dan 10 liter air, yang difermentasi selama tiga bulan. “Dengan eco enzyme, kita bisa mengurangi pengeluaran untuk cairan pembersih dan menjaga lingkungan tetap sehat,” tambahnya.

Foto/istimewa

Direktur Program Eco Bhinneka Muhammadiyah, Hening Parlan, mengajak peserta untuk bergabung dalam gerakan Green ‘Aisyiyah. “Gaya hidup hijau ini sebenarnya telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, seperti hemat air saat berwudu dan memperbaiki barang yang masih bisa digunakan,” ungkapnya.

Ia mendorong peserta untuk memulai Eco Sociopreneurship, seperti mengadakan pengajian tanpa plastik sekali pakai, membuat kerajinan dari baju bekas, dan memanfaatkan sampah makanan menjadi pupuk.

Siti Wastiyah, Ketua LLHPB PDA Depok, mengungkapkan bahwa gerakan shodaqoh sampah telah berjalan di tiga Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah di Cabang Sawangan. Sampah seperti kertas dan botol dikumpulkan untuk dijual, dan hasilnya digunakan untuk kegiatan sosial serta mendukung operasional ranting. “Semoga kegiatan ini memotivasi Ibu-Ibu untuk terus mengembangkan ranting mereka melalui gerakan shodaqoh sampah,” harapnya.

Acara ditutup dengan diskusi kelompok untuk menyusun rencana tindak lanjut. Peserta seperti Noviyanti, Ketua Arisan PKK RW 8 Cinangka, dan Komariyah dari Pimpinan Ranting ‘Aisyiyah Cinangka, mengaku mendapatkan banyak ilmu baru. “Kami ingin membentuk grup eco enzyme dan berkolaborasi dengan ‘Aisyiyah agar gerakan ini semakin besar,” ujar Noviyanti.

“Kami berencana studi banding ke kelompok lain yang telah sukses agar ranting kami semakin berkembang dan berdaya,” kata Komariyah.

DMI Bangun 10 Masjid di Gaza, Ditargetkan Selesai Awal Ramadan

JAKARTAMU.COM | Dalam langkah yang penuh harapan, Dewan Masjid Indonesia (DMI) mengumumkan rencana pembangunan 10 masjid semi-permanen di Jalur...

More Articles Like This