JAKARTAMU.COM | Pembentukan Pemerintahan Daulah safawiyah (1501-1736 M) berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di Azerbaijan, Iran.
“Oleh sebab itu, Daulah ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran sekarang,” tulis Badri Yatim dalam “Sejarah Peradaban Islam” (Jakarta: PT Persada Grapindo, 1993).
Tarekat ini diberi nama tarekat Safawiyah didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan Daulah Turki Utsmani di Asia Kecil.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din (1252-1334 M), nama tersebut tetap dipertahankan sampai tarekat ini berubah menjadi gerakan politik, bahkan menjadi nama bagi Daulah yang mereka dirikan, yaitu Daulah Safawiyah.
Safi al-Din adalah seorang yang kaya dan memilih sufi sebagai jalan hidupnya. Ia keturunan Imam Syi’ah yang keenam Musa Al-Kazhim.
Gurunya bernama Syekh Taju al-Din Ibrahim Zahiri (1216-1301 M) yang dikenal dengan panggilan Zahid al-Gilani. Karena prestasi dan ketekunannya dalam kehidupan tasawuf diambil menantu oleh gurunya tersebut.
Setelah guru sekaligus mertuanya wafat 1301 M ia mendirikan tarekat Safawiyah, pengikut tarekat ini sangat teguh memegang ajaran agama.
Pada mulanya gerakan tarekat Safawiyah ini bertujuan memerangi orang yang ingkar dan orang yang mereka sebut ahlul bid’ah.
Keberadaan tarekat ini semakin penting setelah berubah dari tarekat kecil yang bersifat lokal menjadi gerakan keagamaan yang besar artinya di Persia, Syria dan Anatolia.
Di daerah di luar Ardabil, Saf al-Din menempatkan wakilnya yang memimpin murid-muridnya yang diberi gelar “kalifah”.
Dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama murid-murid tarekat ini berubah menjadi tentara-tentara yang teratur, fanatik dalam kepercayaan mazhab Syi’ah dan menentang setiap orang yang tidak bermazhab Syi’ah.
Gerakan Safawiyah selanjutnya bertambah luas dan berkembang sehingga yang pada mulanya hanya gerakan keagamaan saja berkembang dan bertambah menjadi gerakan politik.
Gerakan kepemimpinan Safawiyah selanjutnya berada di tangan Ismail yang saat itu masih berusia tujuh tahun. Dia bersama pasukannya bermarkas di Gillan selama lima tahun mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan pengikutnya yang berada di Azerbaijan, Syria dan Anatolia.
Pasukan yang dipersiapkan itu diberi nama “pasukan Qizilbash”. Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan AK Koyunlu di Sharur dekat Nakhchivan.
Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menaklukkan Tabriz, ibu kota AK Koyunlu dan berhasil merebut dan mendudukinya. Di kota ini, pada tahun 1501 M, Ismail memproklamirkan berdirinya Daulah Safawiyah dan dirinya sebagai raja pertama dengan ibu kotanya Tabriz.
Maka dapat dilihat bahwa dalam tubuh organisasi Safawiyah terjadi perubahan seiring dengan adanya pergantian jabatan.
Pada mulanya hanya sebuah organisasi yang mengorganisir anggotanya untuk meniti jalan hidup yang murni di bidang tasawuf. Kemudian berubah menjadi gerakan keagamaan yang sangat berpengaruh di Persia.
Selanjutnya di tangan Ismail, telah berubah pula ke arah gerakan politik yang beroreintasi kepada kekuasaan.
Demikianlah sejarah lahirnya Daulah Safawiyah yang pada mulanya merupakan suatu aliran yang bersifat keagamaan berpaham Syi’ah. Kemudian akhirnya menjadi Daulah besar yang sangat berjasa dalam memajukan peradaban Islam, waalaupun tidak dapat menyamai Daulah Abbasiyah di Baghdad, Daulah Umayyah di Spanyol dan Daulah Fatimiah di Mesir pada waktu jayanya ketiga Kerajaan tersebut.