JAKARTAMU.COM | Serangan udara Amerika Serikat (AS) menghantam sebuah rumah di Ibu Kota Yaman, Sanaa, Minggu (6/4/2025). Empat warga sipil tewas dan 16 lainnya luka-luka, termasuk perempuan dan anak-anak.
Kementerian Kesehatan Yaman, melalui juru bicaranya Anis al-Asbahi, mengecam serangan AS tersebut sebagai kejahatan perang yang nyata dan melanggar semua norma dan hukum internasional.
Al-Asbahi menambahkan, serangan ini merupakan “penambahan catatan kriminal AS, yang menambah sejarah kelam kejahatan mereka terhadap Yaman, tanah dan rakyatnya.”
Serangan udara tersebut terjadi di area Shaab al-Hafa, di distrik Shaoub, sebelah timur laut Sanaa.
Menurut koresponden Al Mayadeen di Sanaa, AS melancarkan dua serangan udara di area tersebut. Pesawat tempur AS juga melancarkan empat serangan udara di Pulau Kamaran, di sebelah barat provinsi Hodeidah.
Pada Kamis (3/4/2025), al-Asbahi mengumumkan bahwa setidaknya 92 warga sipil tewas dan 165 lainnya luka-luka akibat serangan udara AS di Yaman sejak pertengahan Maret.
Klaim Trump Dibantah
Pada Jumat (4/4/2025), mantan Presiden AS Donald Trump membagikan video di media sosialnya yang diklaimnya sebagai bukti pembunuhan sejumlah pejuang dalam serangan AS di Yaman. Trump menulis, “Para Houthi ini berkumpul untuk menerima instruksi tentang sebuah serangan.”
Namun, sumber khusus dari kantor berita Yaman (SABA) membantah klaim tersebut dan menjelaskan bahwa pertemuan tersebut sebenarnya adalah acara sosial yang diadakan untuk perayaan Idul Fitri di provinsi Hodeidah.
Sumber tersebut menambahkan bahwa tidak ada hubungan antara orang-orang yang hadir di pertemuan tersebut dengan operasi militer yang dilakukan oleh Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) untuk memberlakukan blokade maritim terhadap kapal-kapal yang terkait dengan AS dan Israel.
Banyak pengguna media sosial membagikan rekaman serupa dari pertemuan tradisional yang diadakan selama liburan, banyak di antaranya termasuk anak-anak.
Sumber : Al-Mayadeen
