JAKARTAMU.COM | Serangan udara Israel kembali menghantam Jalur Gaza, Senin (24/3/2025) malam. Empat warga sipil Palestina tewas dan sejumlah orang lain terluka di Khan Younis, selatan Gaza.
Menurut koresponden WAFA, pesawat tempur Israel mengebom sebuah rumah milik keluarga al-Najjar di daerah Qizan al-Najjar, selatan Khan Younis, menewaskan empat warga sipil dan melukai beberapa lainnya, termasuk anak-anak. Korban tewas kemudian dibawa ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis.
Selain itu, pesawat tempur Israel juga mengebom sebuah rumah di pusat kota Khan Younis, menewaskan satu warga sipil. Serangan udara lainnya menghantam tenda-tenda pengungsi di daerah Batn as-Sameen, barat Khan Younis, mengakibatkan beberapa korban jiwa.

Sumber medis melaporkan bahwa serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 50 warga sipil sejak Senin pagi.
Sebelumnya pada Senin malam, serangan Israel menewaskan koresponden Al Jazeera Mubasher, Hussam Shabat, di utara Jalur Gaza, dan wartawan Palestine Today TV, Mohammad Mansour, di daerah Al-Batin Al-Sameen, selatan Khan Younis.
Israel secara sepihak mengakhiri perjanjian gencatan senjata di Gaza dan melancarkan kembali agresi di Jalur Gaza pada Selasa, 18 Maret. Serangan udara Israel telah menewaskan ratusan warga Palestina, termasuk anak-anak menjadi korban.
Agresi Israel dilancarkan di tengah kekhawatiran tentang memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza akibat blokade dan larangan masuknya bantuan medis dan kemanusiaan.
Sejak Oktober 2023, Israel melancarkan serangan militer di Jalur Gaza, menewaskan 50.082 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai 113.408 lainnya.
Selain itu, sedikitnya 10.000 orang dinyatakan hilang dan diduga tewas tertimbun reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Agresi Israel juga menyebabkan pengungsian hampir dua juta orang dari seluruh Jalur Gaza, sebagian besar mengungsi ke kota Rafah di selatan yang padat penduduk di dekat perbatasan dengan Mesir. Hal ini menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.