JAKARTAMU.COM | Singapura kembali menarik perhatian dunia dengan terobosan dalam bidang penyelamatan bencana melalui sinergi antara biologi dan teknologi. Melalui proyek riset berbasis bio-robotik, Negeri Singa tersebut mengerahkan sepuluh ekor kecoak cyborg—kecoak hidup yang dilengkapi dengan perangkat robotik canggih—untuk membantu pencarian korban yang terperangkap di balik puing-puing reruntuhan gempa dahsyat yang melanda Myanmar.
Kecoak-kecoak tersebut dilengkapi dengan microcontroller, kamera mini, sensor suhu tubuh manusia (thermal imaging), dan sistem navigasi berbasis kendali jarak jauh. Teknologi ini memungkinkan operator untuk mengarahkan pergerakan kecoak secara presisi, sekaligus memantau kondisi di dalam celah-celah sempit dan tidak terjangkau oleh manusia maupun robot berukuran besar.
Kombinasi Biologi dan Robotika Solusi Masa Depan
Kecoak dipilih sebagai “host” teknologi ini bukan tanpa alasan. Hewan ini memiliki kemampuan alami untuk bertahan hidup di lingkungan ekstrem, mampu menyusup ke sela-sela kecil, serta memiliki mobilitas tinggi bahkan di medan yang tidak stabil. Dengan menyisipkan alat-alat elektronik di punggungnya tanpa mengganggu sistem motoriknya, para peneliti berhasil menciptakan makhluk separuh alami, separuh mesin—yang dikenal sebagai biobot atau cyborg insect.
Tim dari Nanyang Technological University (NTU) dan Singapore University of Technology and Design (SUTD) telah melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk mengembangkan teknologi ini. Inisiatif ini juga mendapat dukungan dari Defence Science and Technology Agency (DSTA) Singapura dan beberapa mitra internasional dalam kerangka pengembangan teknologi penyelamatan berbiaya rendah dan efisien.
Teknologi Robotik Singapura di Garis Depan Asia Tenggara
Singapura merupakan salah satu negara terdepan di Asia Tenggara dalam pengembangan teknologi robotika dan kecerdasan buatan (AI). Pemerintah melalui Smart Nation Initiative telah mengalokasikan miliaran dolar Singapura untuk mendorong riset dan pengembangan teknologi mutakhir, termasuk dalam bidang kesehatan, keamanan, otomasi industri, serta penanggulangan bencana.
Beberapa capaian penting Singapura dalam teknologi robotika antara lain:
- Robot medis yang digunakan di rumah sakit untuk perawatan pasien lansia dan pengantaran obat.
- Robot logistik otonom yang digunakan di pelabuhan dan pusat distribusi.
- Robot patroli keamanan yang sudah diterapkan di beberapa area publik seperti bandara dan taman kota.
- Robotika penyelamatan seperti kecoak cyborg dan robot ular kecil untuk operasi SAR (Search and Rescue) di area sempit dan berbahaya.
Selain itu, Singapura juga menjadi pusat kolaborasi internasional bagi teknologi masa depan melalui penyelenggaraan ajang seperti Singapore International Robo Expo dan AI for Good Global Summit.
Kemajuan Teknologi dan Perlindungan terhadap Makhluk Hidup
Penggunaan kecoak cyborg dalam misi kemanusiaan di Myanmar ini memicu decak kagum dari masyarakat dunia. Banyak yang mengapresiasi bagaimana teknologi canggih dapat digunakan secara etis dan bermanfaat langsung bagi penyelamatan nyawa manusia. Beberapa lembaga kemanusiaan internasional bahkan mulai menjajaki kemungkinan adopsi teknologi serupa untuk digunakan di zona konflik atau bencana alam lainnya seperti banjir, longsor, dan gempa bumi.
Di sisi lain, para ilmuwan dan etikus teknologi tetap mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan perlindungan terhadap makhluk hidup yang terlibat dalam proyek ini. Meskipun kecoak dikenal sebagai hewan yang tahan banting, prinsip bioetika tetap menjadi pertimbangan dalam setiap tahapan riset.
Dengan terobosan ini, Singapura sekali lagi menegaskan posisinya sebagai negara kecil dengan kontribusi besar dalam dunia teknologi dan kemanusiaan. Masa depan operasi penyelamatan tidak lagi hanya mengandalkan tenaga manusia dan mesin besar, tetapi juga memanfaatkan potensi dari makhluk kecil yang selama ini kerap diremehkan.
